Sukses

Mengintip Produksi Emas di Tambang Pongkor

Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor menjadi satu-satunya tambang milik pemerintah Indonesia melalui Antam.

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) merupakan salah satu badan usaha milik negara (BUMN) yang salah satu bisnisnya adalah di bidang pertambangan emas. Saat ini, Antam memiliki tambang emas yang masih produksi, yaitu di Pongkor, Bogor, Jawa Barat.

Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor ini juga menjadi satu-satunya tambang milik pemerintah Indonesia melalui pemegang saham PT ANTAM. UBPE Pongkor sendiri sudah mulai berproduksi sejak 1992.

Tak semegah tambang emas modern milik Freeport, di UBPE Pongkor ini hanya memiliki kedalaman di bawah tanah mulai 10-50 meter

Sayangnya, sampai saat ini cadangan emas di tambang ini mulai menipis. Dari beberapa tahun lalu, kadar emas yang terkandung dalam 1 ton bongkahan batu mencapai 15-20 gram, kini hanya 5 gram.‎

Alhasil, diperkirakan jika tidak ditemukan titik cadangan emas yang baru, UBPE Pongkor ini akan berhenti produksi pada 2019.

Meski berada di bawah tanah, di UBPE Pongkor ini sudah dilengkapi dengan listrik dan blower

Meski begitu, hasil tambang emas di UBPE Pongkor ini masih menjadi sumber pendapatan perusahaan yang cukup dominan.

Usai dikeluarkan dari tambang bawah tanah, bongkahan batu yang mengandung emas dilakukan pemurnian melalui conveyorbelt.

Pada semester I 2016 pendapatan dari emas sendiri mencapai 71 persen dari total pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 4,16 triliun. Tahun ini Perseroan menargetkan produksi emas sebesar 1.431 kg.

Cadangan emas di Tambang Pongkor diprediksi habis pada 2019. (Liputan6.com/Ilyas Istianur P)

Lalu, bagaimana kondisi tambang saat ini? Liputan6.com berkesempatan untuk menjelajah tambang emas di Pongkor demi mengetahui proses produksi emas dari sisi hulu.

Beberapa alat berat khusus penambangan ditempatkan di dalam tambang untuk mengangkat bahan mentah emas ke mulut tambang (Yas/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini