Sukses

Kebutuhan Rumah di Cikarang Capai 10 Ribu Unit per Tahun

Hal itu juga yang mendorong pengembang gencar memasarkan proyek residensial baik tapak (landed house) maupun apartemen di Cikarang.

Liputan6.com, Jakarta Kebutuhan hunian di Cikarang, Bekasi, diperkirakan mencapai 10 ribu unit setiap tahun, didorong bertambahnya populasi pekerja di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara tersebut. Hal itu juga yang mendorong pengembang gencar memasarkan proyek residensial baik tapak (landed house) maupun apartemen di Cikarang.

Presiden Komisaris ISPI Group, Preadi Ekarto mengatakan kawasan Cikarang terus dibanjiri proyek hunian karena kebutuhan pasarnya memang tinggi. Dia merujuk satu pabrik ban yang beroperasi di daerah itu saja bisa mempekerjakan sekitar 1.000 karyawan. Padahal di Cikarang dan sekitarnya tercatat ada sedikitnya 8.000 pabrik yang beroperasi, belum termasuk industri yang segera masuk ke daerah tersebut.

"Kalau ditanya berapa besar kebutuhan hunian di Cikarang, saya kira besar sekali. Sebagai kawasan industri terbesar dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, saya yakin kawasan ini akan terus menjadi sunrise property-nya Indonesia," kata Preadi yang ditulis Liputan6.com, Senin (19/9/2016).

Menurut dia, seiring perkembangan infrastrukturnya yang begitu pesat termasuk moda transportasi massal pendukung seperti LRT dan kereta api cepat, pertumbuhan ekonomi di Cikarang akan bergerak cepat. Kondisi itu otomatis membuat kenaikan permintaan hunian dan komersial meningkat. Seperti diketahui, tingkat permintaan sewa rumah di kawasan industri juga cukup banyak, sehingga menarik bagi investor. Angka kebutuhan rumah yang sangat besar di Cikarang bukan tanpa dasar.

Kepala Cabang Bank BTN Cikarang, Bambang Prasetyo mengungkapkan selama periode 2009 hingga Agustus 2016 ada 40 ribu unit rumah dan apartemen yang sedang proses KPR atau KPA di BTN Cikarang. Di luar itu ada 5.000 unit yang sudah menyelesaikan seluruh cicilan kreditnya. Saat ini total portofolio kredit BTN di wilayah itu dikatakan mencapai Rp 3,8 triliun.

"Di BTN saja sudah 45 ribu unit, belum di bank lain atau beli tunai. Jadi kalau dihitung-hitung kebutuhan hunian di Cikarang sedikitnya 8.000 hingga 10 ribu unit per tahun," papar Bambang kepada Liputan6.com.

Oleh karena itu, ujar dia, BTN akan terus men-support pengembang yang membangun proyek residensial di Cikarang baik rumah subsidi maupun non subsidi termasuk ISPI Group yang 30 tahun sudah menjadi nasabah loyal bank tersebut. Tidak hanya dukungan kredit modal kerja, namun juga kemudahan KPR untuk pembeli di proyek milik developer tersebut.

ISPI Group telah meluncurkan Cluster De Valley di Cikarang Barat. Proyek hunian ini dibangun di atas lahan seluas tiga hektare yang merupakan bagian dari kawasan Cifest Cikarang seluas 300 hektare yang sedang dikembangkan perusahaan tersebut.

"Cluster ini mengusung konsep hunian dengan nuansa perbukitan yang ditumbuhi hutan jati sehingga sangat hijau, berbeda dengan perumahan lain di Cikarang," kata Preadi.

Hunian yang menyasar keluarga baru dan investor itu dibanderol dengan harga mulai Rp 300 jutaan. Ada beberapa tipe yang ditawarkan dari mulai tipe 23/60. ISPI mengaku telah meraup Rp 90 miliar dari proyek De Valley.

Total ada 200 unit rumah yang dipasarkan. Selain ratusan ruko yang akan dibangun developer secara bertahap.

"Respon pasar cukup bagus, buktinya saat peluncuran Nomor Urut Pemesanan (NUP) sudah melebihi unit yang tersedia," kata Preadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.