Sukses

8 Orang Kaya Ini Ingin Punya Bisnis di Luar Angkasa

Banyak orang yang ingin suatu hari pergi ke luar angkasa.

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang ingin suatu hari pergi ke luar angkasa. Tetapi apa daya, mereka hanya bisa bermimpi. Cara yang lainnya mengikuti salah satu program NASA yang sudah menjadi impian semua orang.

Pergi ke luar angkasa juga menjadi impian para miliarder dunia seperti Richard Branson hingga Mark Zuckerberg. Memiliki uang yang banyak menjadi hal yang mudah bagi mereka untuk mewujudkannya.

Inilah nama-nama besar yang ingin menaklukkan dunia luar angkasa seperti dilansir cnbc.com pada Senin (26/09/16).


1. Elon Musk

Elon Musk saat menjelaskan soal Interplanetary Transport System (Reuters)

Musk mungkin orang yang paling bersemangat membuat penerbangan pribadi luar angkasa. Miliarder ini menjabat sebagai CEO dan CTO SpaceX sejak 2001 (2 tahun sebelumnya, Musk memimpin Tesla). Pada 2006, SpaceX mendapatkan kontrak pertama bersama NASA dan karirnya berkembang pesat sejak itu. Hari ini, SpaceX hampir mempunyai 5.000 karyawan dan omzetnya sebesar US$ 12 miliar.

Semua itu tidak selalu berjalan dengan lancar. Ketika SpaceX memperoleh rekor yang baik dalam keseluruhan, Beberapa kapal SpaceX mengalami kecelakaan yang besar, seperti roket Falcon 9 yang mengalami kecelakaan saat mendarat. Awal bulan ini, sebuah ledakan dari salah satu roket perusahaan ini terjadi pada saat peluncuran yang menghancurkan satelit yang bernilai US$ 200 juta. Saat penyebab dari ledakan itu masih dalam proses investigasi, SpaceX sudah merencanakan untuk meluncurkan kapal lainnya di bulan November yang akan datang.

2. Jeff Bezos

CEO Amazon, Jeff Bezos.

Pendiri Amazon ini bisa dibilang masih tidak terlalu berminat untuk menjelajah luar angkasa, tetapi kehadiran Blue Origin membuat Jeff Bezos tertarik dengan dunia luar angkasa. Blue Origin adalah sebuah perusahaan travel luar angkasa yang mengharapkan penerbangan luar angkasa tersedia bagi sejumlah orang.

Awal bulan ini, Blue Origin mengumumkan roket terbarunya setinggi 270 kaki yang bernama the New Glenn. Roket ini memiliki penggerak yang dapat digunakan terus menerus. Blue Origin telah menyewakan sebuah luncuran yang sudah dipensiunkan di Cape Canaveral untuk menguji mesin roket dan meluncurkan roket. Perusahaan penerbangan luar angkasa ini berharap peluncuran bisa dilakukan sebelum 2020.

“Apakah kami akan pergi ke Mars? Tentu saja,” kata Bezos saat berada di event Cape Canaveral di tahun 2015. “Kami ingin pergi kemana pun. Dan jika kamu ingin pergi ke manapun, kamu harus mengurangi biaya ke angkasanya.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3. Richard Branson



3. Richard Branson

richard branson

Perusahaan Richard Branson, Virgin Galactic mengalami kemerosotan 2 tahun lalu saat kapalnya mengalami kecelakaan saat uji terbang, tetapi akhir-akhir ini perusahaan ingin mencoba uji terbang sekali lagi. Keterlambatan dan insiden (salah satu pilot tewas) tidak mengurangi antusiasme Branson. Ratusan orang mendaftarkan diri untuk penerbangan (beberapa orang membayar US$ 250.000 atau sekitar Rp 3,25 miliar), yang akan membawa mereka 62 mil di atas bumi selama 5 menit.

Branson mengatakan dia ingin masuk dalam ekspedisi pertama bersama anak-anaknya.
Mereka harus menunggu lebih lama, kendati demikian. Meskipun sudah dijadwal sejak 2012, Virgin Galactic menunda penerbangan sampai kapalnya benar-benar diuji secara teliti.

4. Mark Zuckenberg

Para peretas yang mengatasnamakan Our Mine Team, mengaku telah meretas password media sosial (medsos) Bos Facebook, Mark Zuckerberg.

Penemu Facebook ini tidak tertarik untuk bisnis luar angkasa, tetapi dia ingin mengetahui apa yang terjadi di sana. Zuckerberg, bersama seorang peneliti Stephen Hawking dan pemodal asal Rusia Yuri Milner telah bersekutu dalam The Starshot Project. The Starshot Project adalah sebuah percobaan yang berambisi untuk mengirim robot kecil ke luar angkasa, termasuk Alpha Centauri (sejauh 25 juta mil) untuk melihat hal yang asing di sana.

Biasanya, perjalanan ke Alpha Centauri membutuhkan waktu 30.000 tahun, tetapi proyek ini mencoba membuat perjalanan menjadi 20 tahun. Hal ini dilakukan dengan memasang chip kecil (terdiri dari prosesor, power supply, kamera dan alat navigasi) ditempelkan di sebuah satelit berukuran perangko agar perjalanannya cepat karena terdorong oleh sebuah cahaya. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, satelit akan berjalan dalam waktu seperempat kecepatan cahaya.

5. Robert Bigelow

Keberuntungannya sebagai pemilik salah satu hotel besar di Amerika sudah di depan mata, tetapi Bigelow memilih menjadi penjelajah luar angkasa saat berusia 12 tahun. Meskipun tidak memiliki keahlian di bidang matematika, determinasinya sangat kuat ketika dia mendirikan Bigelow Aerospace di tahun 1999.

Bigelow Aerospace adalah sebuah perusahaan yang bertujuan membuat habitat di luar angkasa untuk astronot atau penghuni lainnya. Semua habitat itu dapat bergerak dari stasiun pesawat luar angkasa ke rumah-rumah di bulan. Pada 2013, NASA mengontrak sebesar US$ 17,8 juta untuk mengevaluasi teknologi dari perusahaan Bigelow tersebut.

Bigelow fokus dalam membuat modul yang dapat digelembungkan yang dilapis busa dan kain anti peluru. Artinya, habitat yang besar bisa dipadatkan ke sebuah area kecil dan dikirim ke luar angkasa, beda halnya seperti modul yang sudah sesuai ukurannya seperti di International Space Station. Akhirnya, perusahaan menyatakan, habitat ini dapat membantu penjelajahan manusia dan pencarian sumber yang bermanfaat di orbit bumi rendah, di bulan, di deep space atau di Mars.

3 dari 3 halaman

6. Paul Allen



6. Paul Allen

Paul Allen dengan pesawat terbesar yang sedang dibangunnya (Sumber: Business Insider).

Co-founder dari Microsoft ini satu-satunya investor pada SpaceShipOne milik Bart Rutan, yang memenangkan kompetisi Ansari X di tahun 2004. Pada 2011, Paul bekerja sama dengan Rutan dalam penemuan Stratolaunch Systems yang bertujuan untuk membuat sebuah kapal jet berukuran 238 kaki. Kapal tersebut akan membawa roket di ketinggian yang sesuai untuk peluncuran.

Lalu, keduanya berpisah dan roketnya meluncur ke orbit. Awal peluncuran membutuhkan banyak bensin untuk roket. Tetapi metode ini melancarkan roket untuk meluncur di cuaca buruk dan tidak perlu khawatir dengan alat peluncuran. Perusahaan tersebut berganti nama menjadi Vulcan Aerospace milik Paul Allen.

7. James Cameron

Jika Anda menonton film dari James Cameron, tandanya Anda sudah tidak asing dengan sosok yang terpesona dengan dunia luar angkasa.  Cameron adalah salah satu investor (bersama CEO Google, Larry Page dan ketua eksekutif Eric Schmidt) di Planetary Resources. Planetary Resources adalah sebuah perusahaan yang mencoba menggunakan kapal bertenaga robot untuk menambang asteroid seperti emas dan platinum.

Perusahaan menyebarkan uji terbang pertamanya di bulan Juli kemarin. Uji ini memfokuskan pada teknologi inti dan mencari sumber kaya akan asteroid, tetapi uji ini tidak membicarakan soal sukses atau gagalnya misi perusahaan tersebut.

8. Naveen Jain

Seorang pengusaha miliarder sekaligus penemu Moon Express ini telah menemukan petunjuk untuk perusahaan swasta Amerika yang ingin menjelajah dan mengkomersilkan luar angkasa. Naveen Jain melakukan proyek ini bersama Dr. Barney Pell and Dr. Bob Richards, keduanya adalah ahli bidang luar angkasa.

Saat ini perusahaan ini adalah perusahaan firma pertama dalam sejarah untuk menerima persetujuan dari pemerintah Amerika untuk menjelajah ke orbit di luar bumi dan melakukan misi deep space. Tujuannya untuk mendaratkan sebuah kapal robot luar angkasa di permukaan bulan pada 2017 mendatang dan menganalisis serta mengeksplorasi sumber yang bernilai triliunan dolar yang dapat digunakan di bumi. Bulan adalah pusat harta karun yang terdiri dari banyak bijih besi, air, mineral bumi yang jarang dan besi berharga serta gas-gas seperti karbon, nitrogen, hydrogen dan helium-3. Helium-3 ini gas yang sangat dibutuhkan karena gas ini dapat digunakan untuk menyediakan kekuatan nuklir tanpa buangan radioaktif. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini