Sukses

Wall Street Melemah Jelang Debat Capres Amerika

Ajang meraih kursi nomor satu di Gedung Putih sejauh ini memberikan sentimen yang sedikit ke pasar, tapi itu dapat berubah.

Liputan6.com, New York - Wall Street jatuh pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) terpicu investor yang menanti hasil debat pertama antara kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton dan Donald Trump dan penurunan saham Deutsche Bank yang membebani sektor keuangan.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,91 persen menjadi 18.094,83 poin dan S & P 500 kehilangan 0,86 persen menjadi 2.146,1 poin.

Sementara indeks Nasdaq Composite kehilangan 0,91 persen menjadi berakhir 5.257,49 poin.

Ajang meraih kursi nomor satu di Gedung Putih sejauh ini memberikan sentimen yang sedikit ke pasar, tapi itu dapat berubah dengan hasil debat kedua calon presiden pada Senin.

Dengan lebih dari enam minggu jelang pemungutan suara pada 8 November, beberapa investor akan terus melihat ajang persaingan yang bisa memicu volatilitas di sektor saham, termasuk asuransi kesehatan, produsen obat dan industri.

"Wall Street menyukai Hillary pada saat ini karena dia adalah komoditas yang dikenal. Sementara Trump adalah kartu liar. Tapi saya tidak berpikir itu terlalu terlambat untuk Trump," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa.

Pemicu penurunan pasar, antara lain juga akibat turunnya saham Pfizer sebesar 1,81 persen. Ini menjadi penghambat terbesar pada indeks S & P 500 di sektor kesehatan, yang menurun 1,22 persen.

Demikian pula terjadi penurunan pada indeks bioteknologi Nasdaq yang merosot 1,3 persen, dengan saham produsen obat kanker Celgene jatuh 2,85 persen.

Banyak investor yang melihat calon Presiden Clinton akan memberikan potensi negatif bagi perusahaan farmasi karena kritiknya terkait tingginya harga obat.

Sementara Trump berjanji untuk membongkar Undang-Undang Perawatan, yang telah meningkatkan asuransi kesehatan sejak tahun 2010.

Pemicu lain, turunnya saham Deutsche Bank sebanyak 7,9 persen ke rekor terendah US$ 11,83 dan memicu penurunan bank-bank Wall Street besar lainnya, setelah majalah Jerman mengeluarkan pernyataan Kanselir Jerman Angela Merkel untuk mengesampingkan bantuan negara soal pemberian pinjaman.

Perbankan mengatakan tidak membutuhkan bantuan pemerintah Jerman Senilai US$ 14 miliar untuk menyelesaikan masalahnya.

Dengan indeks keuangan S & P turun 1,5 persen, di mana saham JPMorgan susut paling besar 2,19 persen dan Bank of America 2,77 persen. Sementara indeks KBW Bank turun 2,12 persen, penurunan paling tajam sejak 5 Juli usai Brexit.

"Investor sangat gugup berkaitan dengan perdebatan ... dan itu menyoroti fakta bahwa pasar tidak hanya berfokus pada kesehatan ekonomi, suku bunga dan peristiwa geopolitik," kata Robert Pavlik, Kepala Strategi Pasar Boston Private Wealth.

Sekitar 5,9 miliar saham berpindah tangan di AS, lebih sedikit dari 6,8 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters.(Nrm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Wall Street

Video Terkini