Sukses

PTPP Garap Tanah Milik Asuransi Jiwasraya Senilai Rp 4 Triliun

Aset tersebut nantinya akan dikelola PTPP agar memberikan nilai tambah bagi kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Liputan6.com, Jakarta PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menyerahkan aset tanah dan bangunan senilai Rp 4 triliun kepada PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) untuk dikelola.

Aset tersebut nantinya akan dikelola PTPP agar memberikan nilai tambah bagi kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Direktur Utama Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim mengungkapkan, perusahaan telah melakukan penandatanganan dengan PTPP untuk pengelolaan aset tanah dan bangunan milik Asuransi Jiwasraya. Aset ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Nanti nilai asetnya dievaluasi lagi, tapi sepertinya sekitar Rp 3 triliun-Rp 4 triliun," ujar Hendrisman saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (29/9/2016).

Saat ini, katanya, kedua perusahaan sedang mengkaji peluang bisnis. Hendrisman memberikan sinyal pendirian anak usaha untuk pengelolaan aset bersama. Itu karena Asuransi Jiwasraya memiliki aset banyak berupa bangunan tapi sudah uzur

"Kita kaji dulu, belum tahu mau bagaimana apa mau bikin anak usaha atau apa. Mereka (PTPP) kan yang tahu, ini lahan atau bangunan mau jadi apa, apakah hotel bujet atau mal. Pokoknya aset ini bisa produktif," jelasnya.

Hendrisman menargetkan kajian antar dua perusahaan dapat segera selesai di akhir tahun ini, sehingga mulai pengerjaan atau konstruksi di 2017.

"Kajiannya diharapkan selesai akhir tahun ini, supaya awal tahun kita mulai jalan," tuturnya.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknologi PTPP Lukman Hidayat menambahkan, ada enam lokasi aset milik Asuransi Jiwasraya berada, diantaranya di Jakarta, Jawa barat, dan lainnya. Keseluruhan berada di Pulau Jawa.

"Ada enam lokasi asetnya. Mereka (Asuransi Jiwasraya) punya aset di Jakarta Selatan yang telah dikerjasamakan dan akan berakhir. Jadi kita akan maksimalkan," terangnya.

Lukman mengaku, PTPP mempunyai opsi kerjasama pengelolaan aset, apakah pembentukan anak usaha, perusahaan patungan atau Kerjasama Operasi (KSO). Ini yang sedang dikaji kedua perusahaan.

"Dari semua lahan yang ada, kita lihat the best-nya yang mana. Baru kita kerjakan. Tidak ujug-ujug bangun rumah," jelasnya.

Lukman mengatakan, perusahaan menganggarkan belanja modal sekitar Rp 2,3 triliun-Rp 2,8 triliun pada 2017. Dengan begitu, realisasi kerjasama pengelolaan lahan ini akan menggunakan dana dari alokasi belanja modal tersebut.

"Belanja modal kita Rp 2,3 triliun-Rp 2,8 triliun di 2017, kalau kerjasama dilakukan, investasinya diambil sebagian dari dana itu," pungkasnya.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini