Sukses

Bekerja dengan Hati, Gitar Buatan Hadi Terkenal hingga Rusia

Gitar buatan Hadi sudah dikenal di negara lain yaitu Kanada, Australia, Filipina, Malaysia, Rusia dan lainnya.

Liputan6.com, Yogyakarta - Ketertarikannya pada gitar sejak masih muda membuat Sri Hadi Waluyo (57) bertekad mendirikan bengkel gitar sendiri.

Melihat tidak adanya tempat reparasi gitar yang bagus di daerah tempat tinggalnya, menuntut Hadi untuk tahu tentang bagaimana membuat gitar yang baik dan benar, suara yang enak didengar, bentuk yang sama dan semua hal yang berhubungan dengan gitar.

"Itu tidak gampang, dari situ saya sangat tertarik. Saya harus belajar dengan cara saya hingga saya bisa mendapatkan ilmunya. Artinya saya mencari informasi dan ilmu ini hingga kemana-mana dan memang niat," kata Hadi saat ditemui Liputan6.com di bengkel gitar Zianturi miliknya, Depok, Sleman, DI Yogyakarta, seperti ditulis Minggu (2/10/2016).

Pria kelahiran Jember, 11 Mei 1959 ini menuturkan, mulai dari awal berdiri di tahun 1990 hingga sekarang, kendala pasang surut belum pernah dia alami.

"Sampai saat ini kendala untuk minoritas atau surut tidak ada, kendala biasanya di kesulitan waktu, kadang-kadang kami dipaksa kurun waktu sekian harus jadi, nah mengatur untuk penyelesaian yang agak sulit. Di situ kendalanya. Kalau hal lain alhamdulilah surutnya tidak ada," jelas dia.

Hadi Bermain Gitar

Untuk pemasaran, Bapak dua anak ini bercerita, gitar buatannya sudah dikenal hingga hampir ke seluruh dunia, antara lain Kanada, Australia, Filipina, Malaysia, Rusia, serta masih banyak lagi dan tentu saja di Indonesia sendiri.

Pemesanan dalam satu minggu bisa 3,4 bahkan sampai 5 gitar, padahal pengerjaan untuk satu gitar yang bagus dan berkualitas saja bisa memakan waktu 1 bulan. Dirinya sampai merasa kewalahan.

Namun karena ia lebih mengedepankan kualitas dan rasa, dirinya akan dengan jujur menjelaskan kepada semua pemesan tentang kondisinya.

Mufid Saat Membuat Gitar

Kebanyakan rela mengantre hingga berbulan-bulan demi gitar yang mereka pesan pada Hadi. Sementara untuk keuntungan, pria vegetarian ini memberi gambaran untuk sebuah gitar yang bagus rata-rata sekitar Rp 4,8 juta.

"Satu gitar harganya sekitar 4,8 juta tinggal dikalikan saja keuntungannya dengan pesanan yang datang, rata-rata jadi sekitar 1 bulan estimasi waktunya. Kira-kira hitungannya seperti itu," ujar dia.

Sementara untuk keseluruhan harga, gitar akustik berkisar dari Rp 2,8 juta-Rp 7,7 juta, dan gitar elektrik dari Rp 3,8 juta-Rp 6,5 juta dengan garansi seumur hidup.

Hadi Bermain Gitar 2

Dalam pengerjaan, ia yang hanya berdua saja dengan temannya Mufid bisa menyelesaikan 2-3 gitar dalam sebulan. Mereka hanya berdua karena sulitnya SDM, mencari orang yang benar-benar bisa bekerja menggunakan hati.

"Kalau dinilai nominal, kebetulan saya bukan orang manajemen, yang jelas saya kewalahan sampai saat ini dengan job-job yang datang dan untuk pendapatan alhamdulilah dirasa cukup untuk prinsip kerja seperti saya. walaupun sebenarnya ada satu tuntutan psikis untuk mempercepat pesanan, cuma di sini ada beberapa aturan yang saya tidak berani melanggar, misalkan saya tidak mau secara frontal saya harus pinjam uang ke bank, dan harus gadai sertifikat, saya tidak begitu. Saya lebih suka dari hasil yang kami kembangkan, ya itu adanya. Sehingga di sini saya betul-betul kalau dibilang lambat memang lambat, tapi saya tidak ada beban, yang penting puas, saya tidak punya utang dan lain-lain," jelas pria yang hobi olahraga ini.

Hadi menambahkan, dalam bekerja dia memegang dua prinsip. Pertama kerja benar, kedua tidak ada perasaan untuk memanipulasi karya, dirinya ingin berkarya menghasilkan yang terbaik.

Mufid yang Bekerja di Bengkel Gitar Hadi

 

Risiko apapun yang terjadi, ia akan selalu berusaha yang terbaik pada saat itu dan dirinya merasakan kenyamanan. Jadi sampai saat ini rata-rata pemesan tidak pernah komplain dan selalu merasa puas.

Hadi pun berpesan kepada para pebisnis pemula untuk bisa bertahan dengan usaha yang dikerjakan, agar bekerja menggunakan hati, karena bekerja adalah ibadah.

"Pada dasarnya kembali kepada arti dari karya sejati itu adalah ibadah, sehingga di sini jangan ada satu sifat atau wujud-wujud yang ditumpangi oleh manipulasi atau kekotoran seperti apapun, sehingga karya yang dibuat betul-betul karya dari hati, tidak merugikan, selalu menguntungkan, nyaman, tentu saja disanjung dan dikagumi, intinya itu. Lebih membiasakan ke budaya baik, sesuatu yang baik maka akan menghasilkan yang baik pula," kata dia. (Dhita K/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.