Sukses

Harga Gas Turun, Industri Hemat Rp 31 Triliun per Tahun di RI

Harga gas turun akan berdampak ke 10 sektor industri dan satu kawasan industri.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para menterinya untuk menurunkan harga gas tidak boleh lebih dari US$ 6 per Mmbtu. Untuk mewujudkan hal itu, Jokowi memberi waktu hingga akhir November untuk merumuskan cara yang akan dilakukan.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan ada penurunan harga gas tersebut, akan memberikan dampak signifikan terhadap 10 sektor industri dan satu kawasan industri.

"Itu misalnya industri pupuk, Petrokimia dan industri makanan minuman, kemudian alas kaki, sarung tangan, kemudian industri Pulp and Paper dan industri berbasis baja, keramik juga," kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Airlangga menuturkan, sektor industri dan kawasan industri tersebut, saat ini memegang ‎peranan penting terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mencapai 10,8 persen atau memiliki nilai produksi Rp 1.200 triliun.

Dengan ada penurunan harga gas tersebut sumbangan 10 sektor dan 1 kawasan industri terhadap PDB diperkirakan naik dua kali lipat menjadi sekitar 20 persen.

Airlangga menambahkan dengan harga gas menjadi US$ 6 per Mmbtu dengan harga produksinya hanya US$ 4 per Mmbtu, maka 10 sektor industri dan 1 kawasan industri tersebut mampu menghemat biaya produksi cukup signifikan.

"Tadi analisa kalau harga gas turun ke US$ 4 per Mmbtu sampai di pabrik US$ 6 per Mmbtu, dengan biaya distribusi antara US$ 1,5-US$ 2 per Mmbtu itu economic benefitnya sampai Rp 31 triliun," papar Airlangga.

Dengan penghematan tersebut, Airlangga menuturkan, diharapkan bisa meningkatkan kapasitas industri dan memperluas lapangan kerja di Indonesia. (Yas/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.