Sukses

Menteri Bambang Ungkap Penyebab Banyak Anak RI Bertubuh Pendek

Pemerintah mengambil strategi untuk menghambat supaya gangguan pertumbuhan ini tidak berlanjut dengan dana alokasi khusus (DAK).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional PPN dan Kepala Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebutkan, sepertiga dari balita Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga tubuhnya pendek atau stunting. Hal tersebut bukan karena persoalan gizi, tapi juga karena kurangnya pemenuhan air bersih dan sanitasi.

"Sebagai informasi untuk kita semua sebagai warga negara Indonesia yang baik. Saat ini ada sepertiga anak balita Indonesia mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan waktu masa kecilnya," kata dia dalam acara Indonesia Philanthropy Festival (IPFest 2016) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Jumat (7/10/2016).

Menurut Bambang, balita yang mengalami stunting tersebut tidak hanya karena gizi buruk, tetapi juga karena buruknya sanitasi dan pemenuhan air bersih. Sanitasi yang buruk tersebut sebagian besar terjadi di pedesaan.

Kondisi ini membuat Indonesia masuk dalam daftar negara yang mengalami gangguan pertumbuhan tertinggi di dunia.

"Terkait stunting, selain isu gizi yang menjadikan stunting cukup berat di Indonesia bahkan secara absolut termasuk tertinggi di dunia adalah karena buruknya akses air bersih dan sanitasi bagi rumah tangga khususnya rumah tangga pedesaan," ungkap dia.

Bambang mengatakan hal itu berisiko bagi perekonomian nasional. Dia menjelaskan Indonesia memiliki bonus demografi sebagai pondasi ekonomi nasional. Jika sebagian anak mengalami gangguan pertumbuhan, yang terjadi justru anak-anak tersebut menjadi beban ketika masuk angkatan kerja.

"Kita perlu perhatikan apabila stunting berkelanjutan, ke depan maka ketika mereka menginjak usia angkatan tenaga kerja tidak akan menjadi labor force yang produktif bahkan potensi beban," ujar dia.

Oleh karenanya, pemerintah mengambil strategi untuk menghambat supaya gangguan pertumbuhan ini tidak berlanjut. Salah satu caranya ialah pemerintah menyalurkan dana alokasi khusus (DAK) untuk sanitasi dan air bersih.

"Kita harapkan yang namanya dana desa intervensi pemerintah ke daerah harus fokus penyedia sanitasi dan air bersih. Mulai tahun 2017 salah satu DAK yang diberikan kabupaten kota di Indonesia, DAK khusus sanitasi dan air bersih. Mudah-mudahan ini bisa mengurangi kemungkinan children stunting. Sekali lagi children stunting fokus kami di Bappenas," tutup dia. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.