Sukses

Inilah Mengapa Multitasking Membuat Anda Rugi Secara Finansial

Liputan6.com, Jakarta - Merasa bangga karena Anda pandai melakukan multitasking? Sebaiknya pikir ulang. Sudah banyak penelitian yang membuktikan kalau multitasking justru mendatangkan banyak kerugian. Secara tidak langsung, Anda meminta otak membagi perhatian dan sebenarnya ini tidak bisa dilakukan.

Faktanya, otak kita tidak didesain untuk mengerjakan banyak hal bersamaan. Saat dipaksa untuk multitasking, otak kita ibarat melompat-lompat dari satu tugas ke tugas lainnya. Efek jangka panjangnya mulai dari stres hingga menurunkan IQ.

Multitasking ternyata juga berbahaya dalam urusan mengelola uang. Ini tiga alasan mengapa multitasking membuatmu rugi secara finansial seperti dikutip dari CekAja.com:

Tidak efektif

Seperti telah disebutkan di atas, otak Anda sebenarnya tidak bisa multitasking. Anda mungkin berkilah karena mampu berbicara dengan teman lewat ponsel, berselancar internet, dan mengetik pesan secara bersamaan. Namun pasti hasilnya tidak seefektif mengerjakan satu per satu.

(Baca juga: Punya Jam Kerja yang Fleksibel? Pakai Cara Ini Agar Lebih Produktif)

Penelitian dari Massachusetts Institute of Technology Amerika mengungkap bahwa otak manusia terbukti hanya bisa fokus pada satu atau dua hal. Banyak orang mengira dengan melakukan multitasking, mereka bisa lebih produktif. Pada kenyataannya, produktivitas justru menurun hingga 40 persen. Anda juga jadi lebih mudah dan sering membuat kesalahan.

Lalu apa yang terjadi saat Anda melakukan multitasking dalam bidang finansial? Anda lebih ceroboh dalam menghitung anggaran dan jadi melewatkan detail-detail penting.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak menyelesaikan persoalan

Tidak menyelesaikan persoalan

Awalnya Anda mungkin berpikir kalau multitasking membuat Anda lebih efisien. Padahal yang terjadi adalah kebalikannya. Dalam hal finansial, yang Anda harus lakukan adalah menyusun prioritas. Misalnya di antara semua tumpukan utang, Anda memilih membayar yang bunganya paling besar. (Baca juga: 5 Alasan Kenapa Liburan ke Pantai Bisa Meningkatkan Produktivitas Kerja)

Tapi jika Anda memilih membayar utang sambil membangun dana darurat, yang ada bunga utang malah makin besar. Ahli keuangan merekomendasikan untuk membuat rencana anggaran dengan mulai membayar utang kartu kredit.

Setelahnya, baru Anda boleh menabung dana darurat yang jumlahnya enam bulan biaya hidup. Setelah kedua hal tersebut terpenuhi, barulah Anda menabung biaya pensiun dan liburan.

Bisa membuat frustrasi

Multitasking itu melelahkan. Jika ada terbiasa mengerjakan banyak hal dalam waktu bersamaan, Anda sulit fokus, akhirnya sering membuat kesalahan dan jadi mudah stres. Stres yang terus menerus menghampiri bisa berkembang menjadi masalah psikologi seperti depresi.

Sama halnya dalam urusan finansial, perhitungan yang tidak cermat akibat multitasking mungkin membuat Anda lebih boros. Akibatnya Anda tidak mampu membayar tagihan kartu kredit, gagal juga menabung untuk dana darurat. Kuncinya jika Anda punya masalah finansial, fokus dan selesaikan dulu satu persatu sebelum mencapai goal lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.