Sukses

Cabut Subsidi BBM, RI Dapat Kehormatan di Forum Internasional

Keberanian pemerintah Jokowi-JK dalam menerapkan kebijakan pencabutan subsidi BBM, membuat Indonesia dikagumi dunia.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia sempat menjadi negara dengan rakyat yang sangat ketergantungan terhadap subsidi pada Bahan Bakar Minyak (BBM). Nilainya bahkan mencapai ratusan triliun rupiah per tahun.

Namun, kini kondisi tersebut telah berubah seiring langkah Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla yang berani mencabut subsidi tersebut.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan,  keberanian pemerintah Jokowi-JK dalam menerapkan kebijakan pencabutan subsidi BBM, membuat  Indonesia dikagumi dunia.

"Mengurangi secara drastis, bahkan mencabut untuk gasoline," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (23/10/2016).

Menurut Wiratmaja, kekaguman dunia tidak hanya pada pencabutan subsidi, tetapi juga pada cara pemerintah menyiasati perubahan harga BBM setiap beberapa bulan. Cara  tersebut menjadi referensi  negara lain ‎yang masih tergantung dengan subsidi BBM.

"Meng-handle fluktuasi harga, juga menjadi perhatian dan referensi dunia‎," tutur dia.

Wiratmaja menilai, meski harga BBM sudah tidak mendapatkan subsidi, tetapi perekonomian Indonesia tetap kondusif.

Hal tersebut pula yang membuat Indonesia mendapat kehormatan dalam forum International Energy Agency (IEA) di Meksiko pada bulan ini.

‎"Kita mendapat kehormatan dari IEA bersama Meksiko, di sidang IEA paris bulan ini. sebagai negara yang berhasil mengurangi subsidi BBM dengan baik dan parameter perekonomian yang tetap kondusif,"‎ tutup dia.

Adapun Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati telah menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017.

Dalam postur tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi energi dan non energi sebesar Rp 174,9 triliun pada tahun depan.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Askolani mengatakan, anggaran subsidi energi dan non energi sebesar Rp 174,9 triliun masuk dalam belanja Non Kementerian/Lembaga sebesar Rp 552 triliun di RAPBN 2017.

Lebih jauh Askolani menyebut rincian anggaran subsidi di tahun depan berdasarkan hasil Panja Asumsi, yakni subsidi bahan bakar minyak (BBM) turun menjadi Rp 32,3 triliun dari sebelumnya Rp 42,3 triliun. Subsidi listrik menjadi Rp 45 triliun, sementara subsidi Energi Baru dan Terbarukan belum disepakati.

"Perkembangan anggaran subsidi energi semakin lama bisa dikendalikan lebih kecil," katanya.(Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini