Sukses

Pertamina Rogoh Rp 2,3 Triliun untuk Bor 19 Sumur di Blok Mahakam

Pertamina telah menunjuk anak usahanya Pertamina Hulu Mahakam susun work program and budget.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mendapat jalan mengelola Blok mahakam sebelum resmi‎ menjadi operator pada Januari 2017 dengan diselesaikannya proses alih kelola Blok mahakam.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soejipto mengatakan,  Pertamina dapat investasi lebih awal setelah amandemen Production Sharing Contract Blok Mahakam ditandatangani. Dana investasi yang disiapkan sebesar US$ 180 juta atau sekitar Rp 2,33 triliun (asumsi kurs Rp 12.982 per dolar Amerika Serikat).

"US$ 180 juta, Pertamina yang mendanai," kata Dwi di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Selasa (25/10/2016).‎

‎Dwi melanjutkan, investasi tersebut berupa kegiatan pemboran 19 sumur yang akan dilakukan pada 2017.

Pertamina telah menugaskan anak usahanya Pertamina Hulu Mahakam menyusun Work Program and Budget (WP&B) Blok Mahakam 2017 yang sedang difinalisasi. Berdasarkan WP&B tersebut, pengeboran dilakukan Total sebagai pemegang kuasa Mahakam saat ini.

"Selanjutnya kami akan melakukan pembicaraan detil dengan Total E&P Indonesie sebagai operator saat ini guna memastikan transisi‎," tutur Dwi.

Dwi menuturkan, langkah transisi pengelolaan Blok Mahakam lebih awal, yaitu per 1 Januari 2017 ‎ bertujuan untuk menjaga tingkat produksi dari wilayah kerja penghasil gas terbesar ini. Lantaran tingkat penurunan produksi migas Mahakam semakin tajam, karena itu perlu dijaga.

‎"Mengenai jaminan produksi sudah dilihat semua karena blok sudah decline (penurunan produksi), kita buat decline tertahan ada development di tempat lain nanti potensi naik," tutur Dwi.

Presiden Direktur PT Total E&P Indonesia Hardy Pramono mengungkapkan, produksi migas di Blok Mahakam akan turun pada 2017.
‎
Saat ini produksi gas mencapai 1,7 triliun cubic feet (tcf) sedangkan pada 2017 menjadi 1,4 sampai 1,5 tcf. Produksi minyak dan kondensat dari 69 ribu barel per hari (bph) menjadi 50 ribu bph pada 2017. Penurunan tersebut disebabkan kondisi alamiah sumur.
‎
"Produksi 2017 kita bahas dalam WP&B 2017 decline ada,karena industri fosil tapi kita jaga supaya tidak turun," tutur Hardy.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini