Sukses

BUMN Ini Pasok Kebutuhan Pangan Senilai Rp 3 Miliar ke Natuna

Ada kapal tol logistik Natuna dapat menekan perbedaan harga kebutuhan pangan di Natuna.

Liputan6.com, Jakarta - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menjadi salah satu BUMN yang terlibat program Kapal Tol Laut Logistik Natuna. Dalam hal ini, RNI berperan sebagai pemasok kebutuhan bahan pokok makanan.

Direktur Utama RNI Didik Prasetyo menerangkan, adanya Kapal Tol Logistik Natuna ini diharapkan  menekan disparitas atau perbedaan harga kebutuhan pangan di Natuna.

"Supaya tidak ada lonjakan harga, kalau tidak ada barang harga naik oleh karena itu yang dijaga supaya barang ada," kata dia dalam acara Pelepasan Kapal Tol Laut Logistik Natuna di Tanjung Priok Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Dia mengatakan, adapun bahan pokok makanan yang diangkut meliputi beras, tepung, minyak goreng, air mineral. Secara total, beratnya mencapai 300 ton.

Didik menuturkan, bahan pangan itu akan dikirim 15 hari sekali. Dia bilang, nilainya mencapai Rp 3 miliar. "Nilainya sekitar Rp 3 miliar sekali kirim," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan,  tujuan diadakannya Kapal Tol Laut Logistik Natuna ialah untuk menekan harga komoditas pangan di Natuna. Dia menuturkan, saat ini terjadi perbedaan harga mencapai 30 persen.

"Natuna sebenarnya disparitas tidak terlalu jauh, kira-kira 30 persen. Tapi ada dua hal yang kita harus ada jalur ini, satu pada saat ombak gede nggak ada kapal kecil ke sana. Pada saat itu, ini adalah satu-satunya kapal," kata dia.

Tujuan adanya kapal tersebut ialah untuk mendorong industri perikanan. Adanya kapal ini diharapkan menjamin distribusi ikan.

"Kedua fungsi perikanan, kalau ada kapal pasti, maka industri perikanan lebih pasti melakukan collecting ikan-ikan yang ada di sana," jelas dia.

Budi Karya mengatakan, dengan Kapal Tol Laut Logistik diharapkan harga jual barang-barang di Natuna menjadi relatif sama. Lantaran, operasional dari kapal tersebut disubsidi pemerintah.

"Sekarang masih subsidi, kita masih subsidi Pelni, diharapkan kita dalam 1 tahun, maksimal 2 tahun menjadi rute ekonomis, komersial. Artinya tahun kedua Pelni menjalani rute dengan tarif komersial, menjadi  satu pengiriman yang besar. Kita tahu ikan segar luar biasa, memang kita butuh pioner, memberikan subsidi Pelni," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.