Sukses

Pengembang Jepang Incar Proyek Properti di Timur Jakarta

Pengembang asal Jepang Suteki Home sedang menjajaki kerjasama untuk pembangunan ratusan unit rumah di koridor timur Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Pasar properti di Indonesia terus menjadi incaran pengembang asing. Selain pengembang dari China dan Singapura, sejumlah perusahaan properti dari luar negeri juga sudah banyak yang masuk ke Tanah Air seperti Hong Kong, Australia, Jepang dan Swiss.

Teranyar, salah satu pengembang asal Jepang Suteki Home sedang menjajaki kerjasama untuk  pembangunan ratusan unit rumah di koridor timur Jakarta, yakni di sekitar Jakarta hingga Karawang.

Suteki Home melalui anak usahanya di Indonesia, PT Suteki Nice Indonesia saat ini sedang membangun dua unit rumah di kawasan Deltamas, Cikarang, yakni tipe Tsubaki (147/200) dan Yuri (145/200). Kedua rumah ini dibanderol dengan harga berkisar Rp 3,5 miliar per unit.

Direktur PT Suteki Nice Indonesia, Takehiro Uehara mengatakan rumah yang sedang dibangun di Deltamas tersebut dibuat dengan kualitas tinggi, menggunakan struktur baja yang diimpor dari Australia dan pondasi dari Jepang.

Kendati demikian, material lokal untuk pembangunan rumah ini mencapai 70 persen. Material lokal diperlukan untuk menghemat pengeluaran.

“Proyek di Deltamas merupakan milestone buat kami. Di luar ini, sudah banyak pemilik lahan dan pengembang yang mengajak bekerjasama, namun kami belum putuskan akan bekerjasama dengan siapa,” ujar Takehiro kepada Liputan6.com, Senin (31/10/2016).

Begitu pun, pada 2017 Suteki Home menargetkan dapat membangun sekitar 50-100 unit rumah di Indonesia, persisnya di koridor Jakarta-Karawang.

Mengenai alasan melirik pasar properti di Indonesia, Takehiro mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia terus meningkat dan didukung pula dengan ketersediaan lahan yang masih sangat luas. Ditambah lagi dengan besarnya peluang bisnis properti di negara ini.

“Tapi Indonesia memerlukan transfer ilmu dan teknologi dari luar negeri untuk membuat hunian dengan kualitas terbaik. Kami ingin mengedukasi SDM di Indonesia supaya bisa membangun rumah dengan baik dengan standar Jepang. Untuk itu kami tidak membawa tenaga kerja tukang dari Jepang, hanya supervisor yang akan mengedukasi para tukang lokal,” dia menambahkan.

Suteki Home menilai transfer teknologi di perlukan karena di Indonesia banyak rumah mahal, tapi pembuatannya tidak sempurna. Sebagian rumah mewah tersebut bahkan mengalami kebocoran hanya beberapa bulan sejak dibangun.

Padahal, imbuh Takehiro, di Jepang setiap rumah digaransi tidak retak dan bocor selama 10 tahun. “Di sini, atap bocor kerap dianggap sepele. Padahal, kebocoran atap bisa mengakibatkan kerusakan dinding dan struktur atap,” kata Takehiro.

Dalam membangun rumah, Suteki Home menggunakan standar Jepang, dimana struktur bangunan harus kuat dengan kalkulasi kekuatan konstruksi yang baik. Perusahaan ini tidak menolerir gap ukuran bahkan hanya satu milimeter di semua bagian rumah, terutama struktur, sehingga semua bentuk benar-benar presisi dan lurus sempurna.

Gap ukuran ini, ujar Takahiro, kerap membuat dinding tak lurus atau bentuk langit-langit yang tak rata, bahkan rawan gempa. (Muhammad Rinaldi/nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.