Sukses

Kunjungan ke Mal Turun 60 Persen karena Aksi Demo 4 November

Turunnya jumlah kunjungan ini karena masyarakat lebih memilih untuk mengurangi aktivitas di luar rumah atau kantor karena adanya aksi demo.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi demo yang berlangsung hari ini berdampak pada jumlah pengunjung pusat belanja atau mal. Diperkirakan, hari ini akan terjadi penurunan kunjungan mal mencapai 60 persen.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta, Ellen Hidayat mengatakan, pada hari normal, rata-rata kunjungan ‎masyarakat ke mal mencapai 40 ribu. Namun pada hari ini diperkirakan turun hingga 60 persen. 

"Biasanya 40 ribu kunjungan per hari, sekarang mungkin turun 60 persen," ujar dia di Jakarta, Jumat (11/4/2016).

Menurut Ellen, turunnya jumlah kunjungan ini karena masyarakat lebih memilih untuk mengurangi aktivitas di luar rumah atau kantor karena adanya aksi demo. Hal ini otomatis berdampak juga pada kunjungan ke mal. "Karena banyak masyarakat yang lebih memilih di rumah saja," kata dia.

Meski demikian, Ellen memastikan operasional pusat belanja dan mal di Ibu Kota berjalan normal. Para pengelola mal juga menambah satuan pengamanan untuk mengantisipasi hal-hal terburuk sekaligus memberikan rasa aman bagi masyarakat yang datang ke mal. "Mereka meningkatkan keamanannya, dalam arti satpam diperkerjakan semua, tidak ada yang libur," tandas dia.

Adapun, beberapa pedagang di sejumlah pusat perbelanjaan lebih memilih untuk tidak berjualan. Aktivitas perdagangan di Orion Plaza Glodok, Jakarta Pusat, tidak berlangsung seperti hari biasanya seiring berlangsungnya aksi demonstrasi sejumlah organisasi masyarakat (ormas).

Dari pantauan Liputan6.com, sejumlah toko di pusat perdagangan barang elektronik ini ‎terlihat tutup. Namun penanggung jawab ‎pedagang Glodok, Robinson mengatakan, tak semua pedagang menutup tokonya. Sebagian besar pedagang di Orion Plaza tetap membuka toko.

"Toko-toko enggak banyak yang tutup, kebanyakan buka seperti biasa. Kita harapkan bisa (buka) sampai sore," ujar dia di Orion Plaza Glodok, Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Dia mengatakan, jika ada sejumlah toko yang tutup karena para pedagang khawatir akan terjadi kerusuhan di Ibu Kota. Ini mengacu pada pengalaman pahit saat demonstrasi mahasiswa pada 1998, di mana berbuntut pada aksi penjarahan hingga pembakaran.

"Kalau yang tutup mereka khawatir, mereka takut. Kan ada pengalaman waktu kerusuhan 1998 itu. Ini juga berita soal Demo hari ini sudah besar," kata dia.

Meski demikian, menurut Robinson, tidak ada imbauan atau kesepakatan antar-pedagang libur berdagang pada hari ini. Para pedagang menutup tokonya karena kemauan sendiri.

"Enggak ada imbauan atau kesepakatan, yang buka ya tetap buka, yang tutup ya silakan. Kita percayakan saja sama aparat keamanan," tandas dia. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini