Sukses

Ekonomi Tumbuh 5,02% Terkerek Konsumsi dan Investasi

Kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III ini mencapai 55,32 persen.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,02 persen di kuartal III-2016. Sumber pertumbuhan ekonomi masih didominasi konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi dari sisi pengeluaran, sementara dari sisi lapangan usaha.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekonomi nasional tumbuh 5,02 persen di kuartal III ini. Sementara secara kumulatif, hingga periode tersebut, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,04 persen.

Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Rp 2.428,7 triliun dan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp 3.216,8 triliun.

"Realisasi pertumbuhan ekonomi ini lumayan bagus, tapi masih harus ditingkatkan secara kuantitas dan kualitas," jelas dia saat Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2016 di kantor BPS, Jakarta, Senin (7/11/2016).

Menurut Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk ini, sumber pertumbuhan ekonomi kuartal III-2016 berdasarkan lapangan usaha didorong dari industri lainnya 2,60 persen, industri pengolahan 0,96 persen, industri konstruksi 0,55 persen, industri perdagangan 0,49 persen, serta industri informasi dan komunikasi 0,42 persen.

"Seluruh sektor industri tumbuh positif di kuartal III-2016, bahkan industri pertambangan dan penggalian yang sudah sejak beberapa tahun mengalami pertumbuhan negatif, sekarang sudah positif seiring peningkatan produksi bijih besi, seperti emas dan tembaga," dia menjelaskan.

Sedangkan sumber pertumbuhan ekonomi 5,02 persen di kuartal III menurut pengeluaran, dari konsumsi rumah tangga 2,70 persen, investasi swasta 1,30 persen, dan lainnya 1,02 persen.

Diterangkan Kecuk, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III ini mencapai 55,32 persen dengan pertumbuhan 5,01 persen (Yoy). PMTB memberikan sumbangsih 31,98 persen terhadap PDB dengan pertumbuhan 4,06 persen.

"Konsumsi Rumah Tangga tumbuh signifikan karena kelompok makanan minuman, restoran, pendidikan, kesehatan, transportasi dan komunikasi. Investasi tumbuh positif didorong pertumbuhan bangunan dan konstruksi, mesin dan kendaraan domestik," tutur dia.

Sementara ekspor memberikan kontribusi 17,74 persen dengan pertumbuhan terkontraksi 6 persen. Konsumsi pemerintah pun mencatatkan pertumbuhan negatif 2,97 persen dengan kontribusi ke PDB 8,97 persen, konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 6,65 persen dengan kontribusi 1,15 persen, serta impor minus 3,87 persen pertumbuhannya dan kontribusi negatif 16,91 persen.

"Kontraksi di konsumsi pemerintah pada seluruh realisasi belanja pegawai, belanja barang, dan belanja bantuan sosial. Termasuk ekspor dan impor yang masih terkontraksi lebih dalam," pungkas Kecuk.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • BPS atau Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

    BPS

  • Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan di mana ekonomi mulai tumbuh dan mengalami perkembangan.

    Pertumbuhan Ekonomi

  • Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa.

    konsumsi

  • Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

    Investasi