Sukses

Genjot Kualitas Pekerja, RI Ajak Australia Kerja Sama

Ajakan kerjasama ini sejalan dengan peningkatan daya saing tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi persaingan global.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia mengusulkan kerja sama bidang vokasional‎ dalam perundingan ke-5 Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Hal ini sejalan dengan peningkatan daya saing tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi persaingan global.

Ketua Tim Perunding Indonesia Deddy Saleh‎ mengatakan, kerja sama bidang vokasional ini merupakan prakarsa Indonesia. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya tenaga vokasi, melalui kerja sama vocational education and training and vocational workers.  

"Indonesia memprakarsai kerja sama vokasional ini dengan cakupan area di bidang pendidikan, industri, pertanian, kehutanan, kesehatan, pariwisata, dan tenaga kerja,” ujar dia di Jakarta, Selasa (8/11/2016).

Deddy mengungkapkan pihaknya optimistis pada perundingan ke-5 ini akan menghasilkan kemajuan yang signifikan. Kedua negara telah membahas akses pasar di bidang perdagangan barang dan jasa serta pembahasan lebih mendalam seluruh draf teks IA-CEPA.  

Deddy menjelaskan, isu utama IA-CEPA yang dibahas dalam perundingan ke-5 ini antara lain Trade in Goods, Rules of Origin, Custom Procedures and Trade Facilitation, Sanitary and Phytosanitary, Technical Barriers to Trade, Trade in Services, Professional Services, Financial Services, Telecommunication, Investment, E-Commerce, Competition Policy, dan Institutional and Framework Provisions.

"Kedua negara tetap optimistis bahwa perundingan IA-CEPA dapat diselesaikan dalam jangka waktu setahun lagi, yakni pada 2017. Rasa optimis ini juga diungkapkan juga Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita) dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia," kata dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total perdagangan bilateral Indonesia dan Australia pada 2015 mencapai US$ 8,51 miliar. Dari neraca perdagangan kedua negara pada 2015, Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 1,1 miliar.  

Ekspor Indonesia ke Australia pada periode Januari-Agustus 2016 tercatat sebesar US$ 2,19 miliar atau turun 10,34 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 2,45 miliar.

Sementara itu, impor Indonesia dari Australia pada periode Januari-Agustus 2016 mencapai nilai US$ 3,36 miliar atau naik 3,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 3,25 miliar.(Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.