Sukses

Menteri Susi: Pemberantasan Pencuri Ikan Bukan Pencitraan

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti mengaku upaya kerasnya memberantas ilegal fishing di Indonesia terus membuahkan hasil.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti mengaku upaya kerasnya memberantas ilegal fishing di Indonesia terus membuahkan hasil. Selain nilai tukar nelayan yang semakin meningkat, pasar ekspor Indonesia juga mengalami pertumbuhan.

Susi mengambil contoh ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Di AS, volume impor AS dari Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan. Berbeda dengan negara lainnya yang mayoritas turun tajam.

"Selama ini kita sudah lakukan penenggelaman, pemberantasan IUU fishing. Ini bukan soal pencitraan, tapi ini hasilnya," kata Susi di kantornya, Selasa (8/11/2016).

Dalam data yang disampaikan Susi, impor ikan AS untuk jenis tuna, tongkol dan Cakalang (TTC) volumenya naik 13,95 persen menjadi 9.910 ton hingga semester 1 2016. Kenaikan ini berbanding terbalik dengan impor keseluruhan TTC AS yang justru turun 3,13 persen.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang selama ini menjadi pemasok TTC di AS, kenaikan impor oleh AS selain dari Indonesia, juga ada dari Vietnam. Impor TTC dari Vietnam tercatat naik 1,33 persen.

Menteri Susi mengungkapkan saat naiknya importasi AS dari Vietnam tersebut karena di negara tersebut memiliki budi daya ikan yang cukup baik. "Vietnam itu bagus di ikan budi daya. Kita juga sedang mengarah ke situ, perbaiki budidaya ikan," ujar Susi.

‎Susi mengungkapkan memang saat ini pasokan ikan ke AS masih banyak dilakukan oleh Thailand. Namun dengan kebijakan pelarangan penangkapan ikan oleh kapal asing yang dilakukan Susi, sumber ikan Thailand sendiri dipastikan berkurang‎.

Hal itu dibuktikan dengan adanya tren penurunan impor TTC AS dari Thailand yang pada 2014 sebanyak 50 ribu ton, kini hanya 44.900 ton. Angka penurunan itu dipaparkan Susi turun 5,27 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini