Sukses

Punya Pasukan Berani Mati, PLN Hemat Rp 450 Miliar

PT PLN (Persero) menyiapkan 1099 pasukan khusus‎ Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB).

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menyiapkan 1099 pasukan khusus‎ Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Pasukan itu siap bertaruh nyawa menghadapi listrik dengan tegangan tinggi. Karena mereka, PLN dapat menghemat Rp 450 miliar.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara Machnizon Masri mengatakan bahwa adanya PDKB ini merupakan bukti nyata upaya PLN dalam mengembangkan pelayanan kepada pelanggan. Pasukan khusus PLN ini dilatih untuk melakukan pemeliharaan, perbaikan atau penggantian komponen pada jaringan listrik tanpa memadamkan jaringan yang sedang beroperasi.

"Tim PDKB memiliki tugas yang mulia, memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, dengan mempertaruhkan nyawa‎," Kata Machnizon, di Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Machnizon mengungkapkan, PDKB PLN dapat memaksimalkan pemeliharaan tanpa harus memutus listrik, ini sangatlah beresiko. Oleh karena itu yang paling penting dan utama dalam pekerjaan ini adalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

"Tujuannya satu, agar pelanggan dapat tetap terus menjalankan aktifitas nya tanpa khawatir listrik diputus sementara,"‎ tutur Machnizon.

Ketua Komisi PDKB Nyoman S Astawa melanjutkan, Tim PDKB ibaratnya siap mati demi listrik tidak terputus alirannya. Tentu tidak berlebihan mengingat pekerjaan ini memiliki resiko yang sangat tinggi, penuh aturan dan prosedur yang tidak boleh dilanggar.

Dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang sangat terampil, dan memiliki keberanian khusus untuk bisa menjadi bagian dari tim. Mereka harus menempuh Diklat selama dua bulan untuk diangkat secara resmi menjadi Tim PDKB.

Tentunya tak hanya mengandalkan pengetahuan, ketahanan fisik dan mental mereka harus dilatih. Selain itu mereka juga harus memiliki sertifikasi yang diperbaharui setiap tiga tahun dan setiap akan melakukan pekerjaannya, kesehatan mereka di cek terlebih dahulu karena akan langsung berhubungan dengan tegangan listrik yang aktif.

"Tidak hanya SDM-nya, namun peralatan yang digunakan untuk kegiatan PDKB ini juga diuji secara berkala agar tidak adanya malfungsi pada saat digunakan. Semua hal ini dilakukan demi masyarakat dapat menikmati listrik tanpa adanya gangguan," papar ‎Nyoman.

Dengan adanya Tim PDKB, PLN berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 450 miliar di 2016 karena perbaikan yang dilaksanakan tim PDKB tidak mengganggu suplai listrik ke pelanggan. Sehingga energi yang dibangkitkan dapat terjual. Selain itu melalui PDKB ini maka infrastruktur kelistrikan akan terjaga keandalannya, karena biasanya pemeliharaan dengan memutus aliran akan membuat berkurangnya keandalan saluran tersebut.

Meski begitu, Tim PDKB dituntut untuk tidak melakukan kesalahan sama sekali atau Zero Accident. Demi keselamatan tim serangkaian aturan pun harus ditaati, salah satunya adalah analisa keamanan kerja yang berarti para pasukan harus melakukan pengamatan lingkungan sekitar pemeliharaan terlebih dahulu.

Tantangan bagi Tim PDKB bukan hanya rasa takut akan arus tegangan tinggi. Berbagai potensi bahaya yang mungkin dihadapi adalah cuaca, kelembaban udara dan kondisi lalu lintas di sekitar lokasi. Jika ada tanda-tanda akan turun hujan, Tim akan berhenti bekerja. Kondisi medan yang tidak selalu sama dan nyaman juga menjadi tantangan tersendiri bagi Tim PDKB. Terkadang mereka harus membuka akses jalan baru di hutan untuk melakukan pemeliharaan, semua mereka lakukan demi melistriki nusantara.

Hingga saat ini, PLN memiliki 802 personil Tim PDKB Tegangan Menengah (TM) dan sekitar 207 personil Tim PDKB Tegangan Tinggi (TT)/Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang tersebar di 21 unit PLN Wilayah/Distribusi, tiga unit Transmisi dan unit PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera (P3BS).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini