Sukses

REI: Penjualan Properti Tahun Ini Hanya Tumbuh 5 Persen

Hanya segmen rumah subsidi yang mengalami peningkatan penjualan yang menggembirakan pada 2016.

Liputan6.com, Jakarta Realestat Indonesia (REI) menilai sektor properti pada 2016 masih belum menggembirakan, meski sinyal pemulihan pasar mulai kelihatan. Dari sisi penjualan, pasar properti mengalami perlambatan dibandingkan tahun lalu. Secara keseluruhan, penjualan properti diproyeksi hanya tumbuh sekitar 8 persen-10 persen pada tahun ini.

Ketua Umum DPP REI, Eddy Hussy mengungkapkan pertumbuhan penjualan properti di semua segmen tahun ini tidak terlalu tinggi, yakni sekitar 5 persen terutama untuk segmen menengah atas. Hanya segmen rumah subsidi yang mengalami peningkatan penjualan yang menggembirakan pada 2016.

“Penjualan rumah subsidi hingga September 2016 tumbuh hampir 37 persen, sementara penjualan rumah nonsubsidi atau komersial turun sekitar 11,95 persen,” ungkap Eddy dalam paparan kinerja DPP REI yang ditulis Liputan6.com, Sabtu (12/10/2016).

Secara nominal, total penjualan rumah nonsubsidi lebih besar dibandingkan rumah subsidi. Sehingga angka agregat secara keseluruhan penjualan properti hanya tumbuh sekitar 5 persen.

Sementara itu, nilai outstanding KPR/KPA yang tercatat di Bank Indonesia per September 2016 tercatat hanya tumbuh 6,78 persen secara year on year. Lebih rendah dibandingkan pertumbuhan nilai outstanding KPR/KPA pada periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 7,8 persen.

Eddy menilai, pada 2016 pemerintah berhasil menahan penjualan properti tidak turun lebih dalam dengan sejumlah kebijakan yang dikeluarkan melalui Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) maupun di luar PKE.

“Jika pemerintah tidak mengambil langkah-langkah cepat dan tepat mungkin perlambatan ekonomi kita bisa lebih dalam, dan pasti akan mempengaruhi sektor properti juga,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini