Sukses

Investor Korsel Berencana Tambah Modal untuk Industri Kimia

Kepala BKPM Thomas Lembong mengungkapkan bahwa investor asal Korea Selatan di bidang industri kimia berencana mengembangkan bisnis di RI.

Liputan6.com, Jakarta - Investor asal Korea Selatan di bidang industri kimia berencana mengembangkan bisnis di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan rencana penambahan investasi sebesar US$ 127 juta. Keinginan investor tersebut disampaikan kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong saat berkunjung di Korea Selatan.

Thomas menerangkan, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memprioritaskan pertumbuhan industri manufaktur yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia, seperti baja dan kimia. Dia mengatakan, pemerintah akan membantu investor untuk merealisasikan investasi di Indonesia.

"Pemerintah akan membantu untuk memfasilitasi rencana investasi tersebut, terlebih lagi produk yang akan dihasilkan subtitusi impor," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/11/2016).

Dia mengatakan, investor tak perlu khawatir akan adanya gempuran produk murah dari China. Thomas menuturkan, saat ini tengah dikaji mekanisme pengendalian impor yang membuat pelaku usaha bisa bersaing.

"Terkait kekhawatiran mengenai membanjir produk asal Tiongkok yang dijual dengan harga sangat murah, tentunya akan dikaji kembali tentang mekanisme pengendalian importasi produk tersebut," jelas dia.

Untuk memperlancar proses investasi, dia mengatakan telah menunjuk Pejabat Promosi Investasi IIPC Seoul Imam Soejadi dan KBRI Seoul untuk menindaklanjuti rencana investasi ini. Dia meminta supaya para investor dilayani sekaligus mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam investasi.

"Saya memberi perhatian terhadap penyelesaian berbagai masalah yang dihadapi oleh para investor dalam melakukan investasi di Indonesia. Apabila kita berhasil membantu penyelesaian masalah tersebut, maka akan menjadi cerita sukses yang memiliki nilai jual dalam berpromosi," tandas dia. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini