Sukses

Harga Cabai di Makassar Naik Dua Kali Lipat

Harga beberapa bahan pangan di Makassar, Sulawesi Selatan, mulai merangkak naik jelang hari raya Natal dan Tahun Baru.

Liputan6.com, Makassar - Harga beberapa bahan pangan di Makassar, Sulawesi Selatan, mulai merangkak naik jelang hari raya Natal dan Tahun Baru. Kenaikan cukup tinggi terjadi pada cabai.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Rabu (16/11/2016), di Pasar Terong, Makassar, harga cabai kecil atau cabai rawit dan cabai besar mengalami kenaikan dua kali lipat. Tak hanya cabai , beberapa sayuran lain seperti sawi juga mengalami kenaikan harga yang tinggi. 

"Cabai paling tinggi, naiknya untuk cabai kecil 3 minggu lalu hanya Rp 12 ribu per kilogram (kg) tapi sekarang sudah Rp 35 ribu kg. Cabai besar juga begitu, sebelumnya hanya Rp 15 ribu kg sekarang menjadi Rp 40 ribu kg," kata Nurlina seorang penjual nasi kuning di bilangan Jalan Urip Sumoharjo Makassar, kepada Liputan6.com usai berbelanja bahan pokok di Pasar Terong.

Nurlina melanjutkan, harga sayur mengalami hal yang sama khususnya sayur sawi. Kata Nurlina, sawi seminggu lalu hanya berkisar Rp 5.000 per ikat, sekarang harganya  per ikat menjadi Rp 20 ribu 

"Kenaikan harga bahan pokok sering terjadi jelang hari besar keagamaan. Kayak saat ini mendekat hari Natal dan Tahun Baru. Butuh pengawasan yang serius terhadap pedagang nakal di pasar tradisional," ungkap Nurlina.

Meski demikian, Nurlina mengungkapkan saat ini belum ada kenaikan harga terhadap daging yang beredar di Pasar Terong yang menjadi rujukan harga di pasar tradisional lainnya di Sulawesi Selatan.

"Tapi kalau harga daging masih tetap yakni berkisar Rp 95 ribu per kg. Sejak bulan kemarin hingga tadi harga daging masih biasa saja," aku Nurlina.

Daeng Tuju, seorang pedagang sayuran di Pasar Terong Makassar kepada Liputan6.com mengatakan terjadinya kenaikan harga cabai dan sawi utamanya karena kurangnya pasokan karena penyakit dan juga kenaikan permintaan jelang hari Natal dan Tahun Baru ini.

"Kita pedagang juga agak pusing pak setiap masuk masa pemakaian, penyalur juga mengurangi pasokan ke kita pedagang kecil. Nanti bisa dipasok lebih kalau berani membeli dengan harga yang berbeda atau harga yang telah dinaikkan jadi kita juga pedagang serba salah dengan kondisi demikian ,"kata Tuju. (Eka/Gdn).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.