Sukses

Wanita Ini Kalah Taruhan Rp 8 Miliar Imbas Pilpres AS

Salah satu klien dari William Hill's kehilangan dana sekitar Rp 8,08 miliar lantaran menjagokan Hillary Clinton.

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu kegiatan politik yang mencatatkan taruhan terbesar dalam sejarah William Hill's. Perusahaan Inggris tersebut menerima taruhan mencapai 4 juta pound sterling atau sekitar Rp 67,26 miliar (asumsi kurs Rp 16.815 per pound sterling).

Salah satu klien perempuan William Hill's kehilangan hampir 500 ribu pound sterling karena bertaruh Hillary Clinton, kandidat presiden dari Partai Demokrat akan menang Pemilihan Presiden AS 2016.

Klien perempuan yang belum diketahui namanya tersebut bertaruh sekitar 481 ribu pound sterling atau sekitar Rp 8,08 miliar terhadap Clinton. Ia memperkirakan Clinton dapat kalahkan Trump dalam pemilihan presiden. Taruhan itu dilakukan empat minggu sebelum pemilihan.

Dikutip dari laman Business Insider, Sabtu (19/11/2016), Direktur William Hill's Graham Sharpe menuturkan, kalau wanita tersebut bukan orang Inggris, dan bertaruh lewat online.

Clinton menjadi favorit untuk menduduki posisi presiden ke-45 AS. Akan tetapi, kemenangan Donald Trump mengejutkan komentator politik, pasar keuangan, dan para petaruh.

Sharpe menuturkan, ada juga klien William Hill's yang berada di Inggris Utara menaruh taruhan 181.200 poundsterling atau sekitar Rp 3,04 miliar dengan memegang Hillary Clinton.

Industri taruhan mengambil total dana taruhan sekitar 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 336,21 miliar dari taruhan pemilu AS. Sekitar 71 persen taruhan individu menempatkan Donald Trump kalah. Namun kekalahan terjadi mengejutkan untuk Clinton.

Tak semua para petaruh mengalami kekalahan dalam taruhan Pemilu AS. John Mappin, pemilik hotel di Cornwall mampu mencetak keuntungan taruhan sekitar 100 ribu poundsterling untuk Trump menang.

Sharpe menuturkan, pendukung taruhan untuk Donald Trump sangat kecil meski sangat baik didukung. Meski pun dalam jumlah kecil pihaknya menerima, meski memang yang difavoritkan Hillary Clinton.

Sharpe menambahkan, pemilu adalah "bencana" bagi industri taruhan. Lantaran lebih banyak klien yang sebelumnya menempatkan taruhan besar pada politik dan memenangkan mereka. "Kami sudah keluar banyak uang," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini