Sukses

APEC Setuju Tetap Lanjutkan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik

para pemimpin dunia setuju untuk bekerja sama menuju perjanjian perdagangan bebas baru yang akan mencakup 21 negara anggota APEC

Liputan6.com, Jakarta - Para pemimpin negara Asia Pasifik mengakhiri pertemuan tahunan dalam Asia Pacific Economic Cooperation (KTT APEC) yang diselenggarakan di Lima, Peru. Salah satu hasil dari pertemuan tersebut adalah para negara-negara di Asia Pasifik akan menghalau segala bentuk proteksionisme dan tetap membuka kesempatan perdagangan bebas di wilayah Asia Pasifik.

Melansir news.com.au, Senin (21/11/2016), para pemimpin dunia setuju untuk bekerja sama menuju perjanjian perdagangan bebas baru yang akan mencakup 21 negara anggota APEC. Perjanjian perdagangan bebas tersebut dimaksudkan sebagai jalan untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang, inklusif dan berkelanjutan di tengah iklim politik dunia yang sedang tinggi.

"Kami berkomitmen untuk tetap membuka pasar dan melawan segala bentuk proteksionisme," tutur para pemimpin negara APEC dalam siaran pers.

Gagasan perdagangan bebas alternatif ini diajukan sebagai upaya setelah kerja sama Trans Pacific Partnership (TPP) yang dipimpin Amerika Serikat diprediksi terabaikan dibawah pemerintahan Trump.

Para pemimpin menekankan untuk memelihara kepemimpinan APEC sebagai forum global, memecahkan masalah-masalah melalui kerja sama dan terus berfungsi sebagai "inkubator" bagi ide-ide masa depan. Mereka juga berupaya terus untuk mewujudkan target pembangunan berkelanjutan 2030.

Sementara itu, Presiden AS Barack Obama yang hadir pada pertemuan itu terkesan menghindar untuk membicarakan pandangan Trump tentang TPP. Obama hanya merujuk pada pentingnya membuka area bisnis baru.

APEC didirikan pada tahun 1989 dan beranggotakan 21 negara. Hingga kini kerja sama APEC mampu mendukung 39 persen populasi global, 60 persen ekonomi global dan 46 persen perdagangan global.

KTT APEC diselenggarakan di Ibu Kota Peru pada 17 - 21 November 2016. Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mewakili Indonesia dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut. (Vna/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini