Sukses

Pemerintah Bakal Tarik Utang Rp 358 Triliun di Semester I 2017

Pemerintah akan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) bruto sebesar Rp 597,04 triliun pada tahun depan.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Pengelolaam Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyatakan bahwa pemerintah akan menarik utang di awal tahun (front loading) sekitar Rp 358,22 triliun sepanjang Januari-Juli 2017. Utang tersebut untuk menutup defisit fiskal yang dipatok Rp 330,2 triliun atau 2,41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Direktur Jenderal PPR, Robert Pakpahan mengungkapkan, pemerintah akan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) bruto sebesar Rp 597,04 triliun pada tahun depan. Penerbitan SBN neto ditargetkan sebesar Rp 399,99 triliun.

"Kami akan melakukan strategi front loading, penerbitan SBN pada semester I 2017 yang direncanakan 60 persen dari target bruto penerbitan SBN," ujar Robert di acara Investor Gathering, Jakarta, Kamis (24/11/2016).

Itu artinya jika dihitung, front loading sepanjang Januari-Juli 2016 direncanakan sebesar Rp 358,22 triliun. "Front loading tahun depan tidak seagresif tahun ini," katanya.

Diakui Robert, penerbitan SBN dalam denominasi valuta asing (valas) di pasar internasional maksimum sebesar 25 persen dari target penerbitan SBN bruto.

"Pembiayaan melalui utang ditargetkan sebesar Rp 384,69 triliun, yang terdiri dari SBN neto Rp 399,99 triliun dan pinjaman neto sebesar minus Rp 15,30 triliun," terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah mematok defisit fiskal sebesar Rp 330,2 triliun atau 2,41 persen dari PDB. Target defisit tersebut lebih tinggi dari proyeksi APBN-P 2016 sebesar 2,35 persen dari PDB.

Namun jika dibandingkan outlook sampai dengan akhir tahun yang diperkirakan defisit melebar menjadi 2,5 persen sampai 2,7 persen, maka target defisit di 2017 lebih rendah. Untuk diketahui, target pendapatan negara tahun depan sebesar Rp 1.750,3 triliun, sementara belanja negara ditetapkan Rp 2.080,5 triliun.

"Kalau dibandingkan outlook 2016, target defisit 2,41 persen terhadap PDB di 2017 lebih kecil," ujar Sri Mulyani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.