Sukses

Top 3: RI Jadi Negara Pertama Punya Lisensi Ini

Berikut tiga artikel terpopuler seperti dirangkum pada Jumat sore 25 November 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang meraih hak untuk menerbitkan lisensi Penegakan Hukum Kehutanan, Tata Kelola, dan Perdagangan atau Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT).

Hal ini didapat Indonesia setelah melalui negosiasi panjang dengan Uni Eropa melalui voluntary Partnership Agreement pada 2013 dan ratifikasinya pada 2014.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, lisensi ini sebagai bentuk pengakuan dunia atas capaian Indonesia dalam mengembangkan sistem sertifikasi kelestarian dan legalitas kayu.

Artikel Indonesia jadi negara pertama yang punya lisensi penegakan hukum kehutanan,tata kelola dan perdagangan telah menyedot perhatian pembaca di kanal bisnis Liputan6.com.

Ingin tahu artikel terpopuler apa saja yang ada di kanal bisnis Liputan6.com? Berikut tiga artikel terpopuler seperti dirangkum pada Jumat (25/11/2016):

1. Indonesia Jadi Negara Pertama yang Punya Lisensi Ini

Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang meraih hak untuk menerbitkan lisensi Penegakan Hukum Kehutanan, Tata Kelola, dan Perdagangan atau Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT).

Hal ini didapat Indonesia setelah melalui negosiasi panjang dengan Uni Eropa melalui voluntary Partnership Agreement pada 2013 dan ratifikasinya pada 2014.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, lisensi ini sebagai bentuk pengakuan dunia atas capaian Indonesia dalam mengembangkan sistem sertifikasi kelestarian dan legalitas kayu. Berita selengkapnya baca di sini

2. Rencana Demo 2 Desember Bikin Pelaku Usaha di Ibu Kota Khawatir

Rencana aksi demo pada 2 Desember 2016 membuat kondisi Indonesia, khususnya Jakarta, menjadi kurang kondusif. Hal ini menimbulkan ketidakpastian bagi pelaku usaha dan investor.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengakui kondisi Jakarta menjadi kurang kondusif karena maraknya aksi demo belakangan ini. Hal tersebut dinilai berdampak pada jalannya aktivitas ekonomi di Ibu Kota.

"Kondisi Jakarta akhir-akhir ini yang kurang kondusif akibat aksi demo dan tahapan pilkada DKI Jakarta yang akan mengganggu jalannya aktivitas ekonomi dan bisnis di Jakarta," ujar dia di Jakarta, Jumat 25 November 2016. Berita selengkapnya baca di sini

3. Rupiah Jeblok karena Investor Borong Dolar AS

Nilai tukar rupiah terus bergerak melemah ke kisaran Rp 13.540 per dolar Amerika Serikat (AS). Faktor utama depresiasi mata uang Garuda ini ‎karena menjelang pertemuan The Fed atau The Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13-14 Desember 2016 yang akan menentukan kenaikan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate/FFR).

Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri, mengaku faktor eksternal sangat tinggi, sehingga berpengaruh terhadap pergerakan kurs rupiah. Apalagi menjelang FOMC di Desember mendatang dengan perkiraan The Fed akan mengeksekusi penyesuaian tingkat bunga setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS.

"Perhatian pelaku pasar, apakah The Fed akan menyesuaikan suku bunga sebesar 25 basis poin, 50 basis poin, atau lebih tinggi lagi. Jadi kami perkirakan menjelang FOMC 13-14 Desember ini, rupiah masih akan tertekan," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat 25 November 2016. Berita Selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini