Sukses

Harga Minyak Naik Jelang Pertemuan OPEC

Harga minyak berjangka sempat turun usai ada laporan jika negara anggota OPEC tidak menyetujui kesepakatan untuk memangkas produksi.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 2 persen usai pasar bereaksi terhadap kemungkinan produsen minyak utama dunia, bakal menyetujui pengurangan produksi pada pertemuan yang berlangsung pekan ini sedikit goyah.

Melansir laman Reuters, Selasa (29/11/2016), harga minyak  AS, West Texas Intermediate naik US$ 1,02, atau 2,21 persen ke posisi US$ 47,08 per barel. Sementara minyak Brent naik US$ 1 atau 2,12 persen menjadi US$ 48,24 per barel.

Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak berjangka sempat turun usai ada laporan jika negara anggota OPEC tidak menyetujui kesepakatan untuk memangkas produksi.

Perdagangan kemudian bergerak naik turun, setelah harga anjlok lebih dari 3 persen pada hari Jumat pekan lalu karena berkembang keraguan atas langkah Organisasi Negara Pengekspor Minyak akan mencapai kesepakatan untuk membantu menahan kelebihan pasokan global yang membuat harga turun lebih dari setengah sejak 2014.

"Usai Rabu, perdagangan akan menjadi berita utama. Komentar yang keluar dari pra-pertemuan, khususnya dari Irak pagi ini, benar-benar memimpin pasar pada hari ini," kata Tony Headrick dari CHS Hedging.

Pengamat pasar memperkirakan harga akan tetap stabil sampai berlangsungnya pertemuan OPEC pada Rabu, yang memberikan pasar jawaban pasti soal keputusan OPEC dan produsen non-OPEC untuk menyepakati pemotongan produksi.

"Kau akan melihat lebih dekat pada hari Rabu," kata Gene McGillian dari Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

Usai keputusan pemotongan diumumkan, harga minyak diprediksi bisa reli menuju posisi US$ 52 per barel.

Sementara pada hari Minggu, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pasar minyak akan menyeimbangkan dirinya pada 2017 bahkan jika produsen tidak melakukan intervensi.

Pernyataan itu memicu perselisihan antara eksportir OPEC dan non-OPEC seperti Rusia terkait  siapa yang harus memangkas produksi serta seberapa banyak.

Kemudian pada Senin, OPEC berebut untuk menyelamatkan kesepakatan, dengan para analis memperingatkan koreksi harga yang tajam bisa terjadi jika mereka gagal. Harga kemudian melonjak usai menteri minyak Irak mengatakan negara itu akan bekerja sama dengan kelompok untuk mencapai kesepakatan yang diterima oleh semua pihak.

Namun pertemuan antara negara OPEC dan produsen non-OPEC yang dijadwalkan berlangsung pada Senin dibatalkan setelah Arab Saudi menolak untuk hadir. Sementara kekhawatiran atas kelayakan kesepakatan mendorong volatilitas indeks minyak mentah.


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini