Sukses

Pengusaha Minta Pemerintah Berikan Pelatihan Vokasi ke Petani

Kebutuhan terhadap produk pertanian di Indonesia akan meningkat pesat hingga 2030.

Liputan6.com, Jakarta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah untuk memberikan pelatihan vokasi kepada para petani. Dengan demikian, diharapkan akan berdampak pada peningkatan produktivitas para petani tersebut.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan Juan Permata Adoe mengatakan, kebutuhan terhadap produk pertanian di Indonesia akan meningkat pesat hingga 2030. Hanya saja, hingga saat ini produksi pertanian di Indonesia masih minim.

"Tantangan di produksi adalah urbanisasi dan penduduk yang terus berubah. Butuh pelatihan vokasional, sehingga bisa tumbuh 60 persen pertumbuhan produksinya. Tenaga kerja kita masih kurang," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/11/2016).

Selama ini belum ada sinkronisasi kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi pertanian. Padahal, butuh pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan pada sektor pertanian di Indonesia.

"Pemerintah minta harga stabil, tapi tidak diiringi kebijakan. Padahal, kesempatan untuk masuk pada sektor ini membuat majunya industri kita. Kita harus melihat biaya kita yang banyak terbuang. Infrastruktur juga harus kita bangun," kata dia.

Selain itu, butuh pengembangan infrastruktur dan teknologi untuk melihat secara lebih jelas mengenai gambaran pemanfaatan lahan melalui pendekatan geospasial. Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan terjadi peningkatan produksi pertanian secara cepat.

"Pada sektor distribusi itu juga penting, lalu juga teknologi. Tujuan kita berikutnya adalah siap ekspor untuk memenuhi kebutuhan 130 juta ton untuk konsumsi internasional. Kami harapkan pemerintah bisa implementasikan sinkronisasi," ujar dia. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini