Sukses

Bursa Asia Bergerak Bervariasi Terpicu Kondisi Global

Di pasar mata uang, dolar kembali melemah terhadap sekeranjang mata uang.

Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia bergerak bervariasi pada pembukaan perdagangan hari ini, seiring pertanda bila laju pasar saham Amerika akan tersandung usai bergerak menguat pasca Pemilihan Presiden (Pilpres).

Pasar juga mengamati kondisi global. Salah satunya terkait rencana pertemuan para produsen minyak terbesar di dunia (OPEC) pada Rabu, dan rilis laporan payroll non pertanian AS yang keluar di Jumat.

Melansir laman CNBC, Selasa (29/11/2016), di Jepang, indeks Nikkei 225 dibuka turun 0,41 persen.  Sedangkan indeks Topix turun 0,34 persen. Sementara itu, patokan Australia ASX 200 datar di 5.469,20.

Saham Jepang kemungkinan besar tertekan yen yang sedikit menguat, yang diperdagangkan di posisi 111,94 terhadap dolar pada Selasa pagi di Asia. Ini naik dari posisi 113 pada minggu sebelumnya.

Di Korea Selatan, Kospi bergerak datar di posisi 1,977.69, terpicu saham perusahaan elektronik raksasa Samsung yang naik 0,18 persen. Pembuat smartphone mengatakan dalam sebuah pernyataan jika perusahaan tengah meninjau masalah transisi ke struktur perusahaan induk.

Sebelumnya Wall Street ditutup jatuh, yang menjadi kinerja terburuk dalam hampir satu bulan. Pasar terbebani sektor keuangan dan konsumen.

Indeks Dow Jones turun 54,24 poin, atau 0,28 persen ke posisi 19.097,9. Kemudian indeks S&P 500 kehilangan 11,63 poin, atau 0,53 persen menjadi 2.201,72 dan Nasdaq Composite susut 30,11 poin atau 0,56 persen ke level 5.368,81.

Di pasar mata uang, dolar kembali melemah terhadap sekeranjang mata uang dengan perdagangan terakhir di posisi 101,33, setelah jatuh ke sesi rendah 100,64 sebelumnya.

Dolar tergelincir dengan melihat mata uang utama lainnya yang diperdagangkan lebih tinggi. Dolar Australia berada di posisi US$ 0,7492, naik dari tingkat bawah US$ 0,74 pada minggu lalu.

Kemudian Euro berada di US$ 1,0614, naik dari posisi US$ 1,055, sementara pound diperdagangkan di level US$ 1,2409.

"Kami jauh lebih cenderung untuk melihat penurunan yang dipimpin dolar-yen dalam dolar, kemudian imbal hasil obligasi dan saham yang lebih lembut karena lebih mencerminkan posisi pasar jangka pendek,"  ujar Ray Attrill, Kepala Strategi Valuta Asing National Australia Bank, dalam catatannya.


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Bursa Asia