Sukses

Asia Pasifik Bakal Kuasai Lalu Lintas Penerbangan Dunia

AirNav Indonesia menjadi tuan rumah Pelaksanaan CANSO Asia Pacific Safety & ‎Operations Working Group Meeting 2016.

Liputan6.com, Bali - ‎Kawasan Asia Pasifik diprediksi akan memimpin pertumbuhan lalu lintas penerbangan dunia dalam 20 tahun mendatang. Prediksinya, lalu lintas penerbangan akan tumbuh sebesar 5,7 persen setiap tahun.

"Jumlah penumpang dan lalu lintas penerbangan terus bertambah dan penerbangan merupakan salah satu kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Karenanya penting operator navigasi penerbangan untuk melakukan efisiensi, meningkatkan produktifitas serta tetap mempertahankan level pelayanan dan keselamatan," ujar Direktur Utama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, Bambang Tjahjono di Bali, Selasa (29/11/2016).

Pernyataan Bambang ini seiring terpilihnya AirNav Indonesia menjadi tuan rumah Pelaksanaan Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) Asia Pacific Safety & ‎Operations Working Group Meeting 2016.

 

Sebanyak 60 peserta dari 14 negara hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan di Bali tersebut. Sebanyak 14 negara hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain Australia, Singapura, Uni Eropa, Jepang, Thailand, Taiwan, Selandia Baru, Vietnam, Filipina, Nepal, Bangladesh, Maladewa dan Papua Nugini.

"Ini kali pertama AirNav menjadi tuan rumah pelaksanaan acara CANSO regional Asia Pasifik. Sebagai perusahaan pelenggara pelayanan navigasi penerbangan yang baru berusia empat tahun, namun dengan tanggung jawab besar untuk mengelola ruang udara Indonesia, penting bagi AirNav untuk terlibat dalam kerja sama regional seperti ini," dia melanjutkan.

Seluruh anggota CANSO, Bambang melanjutkan, melayani 85 persen ruang udara di dunia. Dalam pertemuan ini ada beberapa hal yang masuk pembahasan, di antaranya kolaborasi ADS-B, impelentasi AIDC, kolaborasi manajemen lalu lintas penerbangan dengan meterologi hingga penerapan Air Traffic Flow Management (ATFM).

Indonesia, Bambang melanjutkan, saling berbagi data dari ADS-B dengan negara tetangga. "Terutama dengan FIR yang berdekatan, kolaborasi ADS-B penting dilakukan. Misalnya Australia menggunakan beberapa data ADS-B kita, dengan juga sebaliknya," terang Bambang.

Sejumlah kawasan yang perlu melakukan ini adalah ruang udara di atas Laut China Selatan, Samudera Hindia dan Teluk Benggala. Selain itu, dalam pertemuan ini negara-negara yang hadir akan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pelayanan dan keselamatan navigasi penerbangan.

Menurut Bambang, kerja sama antar-operator navigasi penerbangan dibutuhkan mengingat kawasan Asia Pasifik dalam 20 tahun mendatang diprediksi akan menjadi pemimpin pertumbuhan lalu lintas penerbangan dunia, di mana diperkirakan terjadi pertumbuhan sebesar 5,7 persen setiap tahun.

Sejumlah inovasi dan program yang dilakukan suatu negara akan disampaikan dalam pertemuan ini. AirNav Indonesia akan menyampaikan program-program yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir untuk meningkatkan keselamatan navigasi penerbangan Indonesia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo menjelaskan, dalam kurun waktu yang masih muda, tugas AirNav Indonesia sudah sangat banyak. Untuk itu, peningkatan teknologi navigasi sangat penting untuk dilakukan.

"Ini untuk meyakinkan dunia bahwa Indonesia memberikan pelayanan baik dalam navigasi penerbangan, peralatan modern dan lainnya. Kita menjembatani kerja sama dengan negara lain, contoh dengan Amerika Serikat dan Eropa untuk peningkatan pelayanan teknologi dan efisiensi. Kami juga menyediakan peralatan berbasis online," tuturnya.‎ (Dewi Divianta/nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini