Sukses

‎Kaki Cedera, Menteri Bambang Tetap Lantik Kepala BIG

‎Bambang mengatakan Hasanuddin Zainal Abidin dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah melalui proses seleksi cukup panjang.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, melantik Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Hasanuddin Zainal Abidin. Hasan menggantikan posisi Priyadi Kardono yang sudah habis masa jabatannya.

Pelantikan berlangsung di kantor pusat Bappenas, Jakarta, Senin (5/12/2016) sekitar pukul 11.15 WIB atau molor satu jam lebih dari agenda yang dijadwalkan pukul 10.00 WIB. Saat memasuki ruang pelantikan, Kepala Bappenas Bambang terlihat berjalan terseok-seok. Saat berjalan, kaki kanannya diseret dan agak pincang menuju tempat pelantikan.

Dalam proses pelantikan, sesekali Bambang duduk di kursi. Namun saat membacakan sumpah jabatan untuk Kepala BIG dan sambutan, mantan Menteri Keuangan ini berdiri tegak seperti tak ada rasa sakit yang dideritanya.

"Mohon maaf ,‎saya terlambat karena saya mengalami cedera kemarin. Saya harus ke rumah sakit dulu, supaya bisa bekerja dengan normal pada hari ini," kata Bambang saat mengawali sambutannya.

"Kaki cedera pas main badminton," ucapnya.

‎Bambang mengatakan, Hasanuddin Zainal Abidin dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah melalui proses seleksi cukup panjang. Seleksi tersebut dilakukan untuk mendapatkan pemimpin geospasial dalam rangka mewujudkan kebijakan satu peta (one map policy).

"Kepala BIG dipilih setelah melalui proses seleksi cukup panjang, kemudian sampai ke Tim Penilai Akhir (TPA) oleh Presiden. Semoga Kepala BIG yang baru bisa mengembang amanah dan kepercayaan dengan baik, serta terus memperkenalkan BIG, masyarakat umum, dan pengguna produk-produk yang dihasilkan BIG," ujar Bambang.

Bambang menambahkan, dengan arahan langsung dari Presiden mengenai kebijakan satu peta, BIG mempunyai peranan penting. Sementara kementerian/lembaga melaksanakan tugas pemetaan berdasarkan kebutuhan masing-masing.

"Mereka butuh data melalui peta yang akurat, tersinkronisasi, harmonisasi, detail, sehingga mereka bisa lebih mudah melakukan penganggaran dengan baik," ucap Bambang.

Sebagai contoh, menurut dia, Kementerian Pertanian membutuhkan data berupa peta dalam rangka mencapai target percetakan sawah baru untuk meningkatkan produksi pangan di Tanah Air. Misalnya menambah luas lahan, ‎petugas percetakan sawah, yang membutuhkan peta, sehingga anggaran yang dikucurkan tepat sasaran.

"Pemetaan yang baik akan sangat berguna bagi agenda pembangunan daerah. Jadi banyak sekali yang bisa dihasilkan dari pemetaan, supaya nanti tidak ada kesalahan kebijakan yang semata-mata berasal dari data berbentuk peta," ujar Bambang.

Dia meminta kepada para pegawai BIG dapat mendukung kepemimpinan Hasanuddin demi sinergi data peta yang akurat dan berkualitas. "Saya tidak mau dengar alasan apa pun, tidak mau kerja sama karena pemimpinnya berasal dari orang luar. Ini adalah lewat proses panjang, tidak asal pilih atau asal tunjuk. Kita dukung penuh," ucapnya. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini