Sukses

Tabungan Masih Minim Karena Orang RI Lebih Suka Beli Tanah

Pemerintah sedang menggalakkan program inklusi keuangan untuk mendorong tabungan masyarakat terhadap PDB semakin besar.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, saat ini jumlah tabungan masyarakat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia baru hampir mendekati 40 persen. Sementara targetnya minimal 75 persen dari PDB pada 2019 dalam rangka mendukung investasi di dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pemerintah sedang menggalakkan program inklusi keuangan (financial inclusion) untuk mendorong tabungan masyarakat terhadap PDB semakin besar.

"Sebenarnya faktor yang paling banyak berpengaruh terhadap tabungan, selain konsumsi, ya spekulasi tanah. Masyarakat kita senang sekali saving di tanah, ini harus mulai kita pikirkan," kata Darmin di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Dia menilai, kecenderungan orang Indonesia lebih menyenangi investasi tanah sangat tidak sehat karena harganya terus melonjak tinggi. Prilaku ini membuat investasi masyarakat di pasar obligasi maupun perbankan tidak setinggi yang diharapkan.

"Orang saving kerjanya beli tanah, itu tidak sehat harganya kan naik terus. Yang lebih buruk, saving di surat berharga dan perbankan tidak setinggi yang seharusnya karena kita perlu capital inflow, penanaman modal asing, dan portofolio, saving kita kerendahan karena orang senangnya beli tanah," jelas Darmin.

Untuk diketahui, Jokowi menargetkan rasio porsi tabungan terhadap produk domestik bruto (PDB) bisa mencapai 75 persen pada 2019 nanti. Saat ini, rasio tabungan terhadap produk domestik bruto baru di kisaran 36 persen.

Saat ini pemerintah terus-menerus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk bisa membiayai tersebut, pemerintah menjalankan berbagai cara.

Untuk proyek-proyek infrasturktur yang besar, pemerintah telah menyiapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun di luar itu, untuk investasi di sektor menengah dan kecil, tidak dipungkiri juga memerlukan dana.

Mau tidak mau, untuk sektor ini pemerintah memerlukan dukungan dari industri perbankan. Oleh karena itu, pemerintah mendorong masyarakat mendorong masyarakat untuk gemar menabung sehingga membantu industri perbankan mengumpulkan DPK yang bisa digunakan oleh perbankan menyalurkan kredit ke sektor kecil dan menengah.

"Saya sudah memberikan ancer-ancer ke Menko Perekonomian paling tidak rasio tabungan terhadap PDB kita di 2019 minimal 75 persen. Sekarang kan baru berada pada 36 persen hampir 40 persen," jelas dia. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini