Sukses

Dolar AS Tertekan Picu Penguatan Harga Emas

Penguatan dolar AS melambat dan adanya standar syariah untuk investasi emas mendukung kenaikan harga emas.

Liputan6.com, Chicago - Harga emas mampu menguat di tengah pergerakan yang bergejolak. Penguatan itu didukung dengan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil surat berharga yang melambat jelang keputusan bank sentral Eropa.

Pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), harga emas naik US$ 7,4 atau 0,6 persen menjadi US$ 1.177,50 per ounce. Secara teknikal, pada awal pekan ini, harga emas di bawah US$ 1.160.

Chief Market Analyst Insignia Consultans Chintan Karnani menilai, harga emas sempat tertekan jelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat pada pekan depan. Pelaku pasar pun hanya bertransaksi dalam jangka pendek.Namun kunci utama penguatan harga emas yaitu World Gold  Council yang  umumkan standar syariah untuk emas.

Investor juga mempertimbangkan potensi peningkatan permintaan usai peluncuran standar syariah untuk investasi emas. Pada awal pekan ini, the Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial mengumumkan penerbitan standar syariah pada emas,ini meliputi syariah untuk transaksi emas.

"Keputusan ini merupakan hal penting di dunia. Pasar emas, dan potensi market untuk investasi bernilai US$ 2,4 triliun. Ini juga penting untuk keuangan syariah," ujar Editor Goldcore Mark O'Byrne seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (8/12/2016).

Karnani menuturkan, dampak dari adanya standar harga emas itu mulai memakan waktu selama enam bulan. Ini dapat pengaruhi jangka pendek dan menengah.

Namun, pergerakan harga emas cenderung fluktuasi dipengaruhi dolar AS dan pertemuan bank sentral AS pada pekan depan.

"Setelah sebulan mencerna hasil pemilihan presiden AS, dengan harga emas menguat. Kini pelaku pasar pertimbangkan pertemuan bank sentral AS pada pekan depan. Ini dapat mendorong harga emas turun. Pelaku pasar ambil aksi untung pada jangka pendek seiring pelaku pasar mempertimbangkan proyek bank sentral AS pada 2017," ujar Ilya Spivak, Analis FX.

Sementara itu, Analis CMC Markets Colin Cieszynski menilai, harga emas dipengaruhi dua faktor. Pertama investor meninggalkan aset investasi safe haven seiring risiko politik mereda. Kedua dampak dari reli dolar AS. Namun, indeks dolar AS telah mencapai puncaknya  dan mulai koreksi. Indeks dolar AS turun tipis 0,2 persen setelah menguat sejak November 2016.

"Kedua tren ini membuat harga emas hancur dalam beberapa pekan terakhir. Namun tren itu mulai reda," ujar dia.

Potensi kenaikan suku bunga bank sentral ASpada Desember 2016 makin kuat dengan mencapai 90 persen. Bank sentral AS akan melakukan pertemuan pada 13-14 Desember 2016. Kini investor pun menanti proyeksi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga di masa mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini