Sukses

Wall Street Menguat Sebelum Tertahan Insiden Truk di Jerman

Wall Street berakhir lebih tinggi namun sedikit melemah setelah polisi Jerman mengatakan sebuah truk menabrak sebuah pasar Natal.

Liputan6.com, New York - Wall Street memperpanjang reli penguatannya pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) meski kemudian sedikit turun setelah terjadi insiden truk menabrak pasar Natal di Jerman yang menewaskan beberapa orang.

Melansir laman Reuters, Dow Jones industrial average naik 39,65 poin atau 0,20 persen menjadi 19.883,06. Indeks S&P 500 berakhir 0,20 persen di posisi 2.262,53 setelah diperdagangkan ke posisi tertinggi mencapai 2.167,47. Sementara indeks Nasdaq Composite bertambah 0,37 persen berakhir ke  posisi 5.457,44.

Ketiga indeks AS utama berakhir lebih tinggi namun sedikit melemah setelah polisi Jerman mengatakan sebuah truk melaju di sebuah pasar Natal yang ramai di Berlin, menewaskan sembilan orang dan melukai hingga 50 orang lain.

Selain itu, investor AS melihat adanya potensi masalah global setelah Duta Besar Rusia untuk Turki ditembak mati di Ankara.

"Pasar ingin memastikan apakah ini insiden yang terisolasi. Apakah ini akan mengganggu kegiatan ekonomi hanya di daerah ini atau akan itu menjadi  berdampak yang lebih luas dan untuk berapa lama ?," kata John Canally, Ahli Strategi Ekonomi LPL Financial.

Indeks S & P naik terdorong teknologi yang menguat 0,61 persen. Saham Microsoft, Intel, Apple dan Amazon.com mengangkat Nasdaq ke posisi tinggi pada Selasa lalu.

Wall Street terus melaju sejak pemilihan presiden AS pada 8 November, dengan indeks S&P naik hampir 6 persen pada prediksi jika rencana Presiden terpilih Donald Trump untuk melakukan deregulasi dan membiayai infrastruktur akan meningkatkan perekonomian.


Adapun saham Microsoft naik 2,12 persen, Amazon.com naik 1,09 persen, Intel naik 1,60 persen dan Apple menguat 0,58 persen. Keempat saham memberikan dorongan terbesar ke Nasdaq dan S & P 500.

"The Trump reli masih bersama kami. Setiap kali ada yang turun selama dua hari, orang senang. Orang-orang mencari kesempatan membeli," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.

Namun, beberapa investor memperingatkan bahwa ketidakpastian seputar kebijakan Trump dan ketidakpastian apakah mereka disetujui oleh Kongres menimbulkan risiko besar untuk harga saham saat ini.

Sekitar 6,1 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, jauh di bawah 7,5 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Wall Street

Video Terkini