Sukses

Begini Makna Hari Ibu buat Sri Mulyani

Sri Mulyani menilai Hari Ibu mengajarkan nilai-nilai sejarah perjuangan kaum perempuan di masa lalu.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tampil anggun dengan balutan kebaya putih dan riasan wajah minimalis pada momen Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember ini.

Hari Ibu ternyata memiliki makna khusus bagi Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. Hari Ibu dinilai mengajarkan nilai-nilai sejarah perjuangan kaum perempuan di masa lalu.

Sri Mulyani dengan semangat berkomentar soal peringatan Hari Ibu. Dia mengaku, sejak tadi malam dan bangun tidur pagi ini, sudah mendapat ucapan Selamat Hari Ibu dari anak-anaknya.

"Hari ini pagi-pagi bangun tidur, dan jam 12 tadi malam pun, ada yang sudah mengucapkan Selamat Hari Ibu ke saya," kata Sri Mulyani usai menghadiri acara Seminar Nasional Infrastruktur 2016 di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (22/12/2016).

Untuk bisa memaknai Hari Ibu, Sri Mulyani menceritakan perjuangan kaum Ibu, kaum perempuan membangun Republik Indonesia sehingga memicu semangat Presiden pertama Soekarno menetapkan hari ini sebagai Hari Ibu.

"Ada yang mengirimkan artikel, saat Kongres yang digelar 22 Desember 1928. Di lihat dari sejarahnya, kita akan betul-betul tersentuh. Di mana pada 1928 atau 88 tahun lalu, para wanita ini ikut serta di dalam proses pembentukan Republik ini. Itu sangat menyentuh," terang dia.

Perjuangan itulah, sambung Sri Mulyani, menjadi cikal ‎bakal Presiden RI 1 Soekarno menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu. "Buat saya, keputusan Presiden Soekarno penetapan Hari Ibu menggambarkan sebuah pengakuan terhadap perempuan Indonesia yang tidak hanya peduli dengan dirinya sendiri, tapi sudah ada ide besar untuk membangun Republik ini secara bersama-sama dengan laki-laki, agama, ras, suku. Jadi ini suatu semangat luar biasa besar," tutur dia.

Menurut dia, kaum perempuan pada masa itu telah memiliki inisiatif, ambisi, mimpi yang sangat besar, dan berharga sehingga hal tersebut bisa dijadikan semangat bagi generasi muda sekarang ini untuk merenung dan mempunyai semangat yang sama.

"Saya sebagai Menkeu akan mencoba meminjam semangat perempuan tersebut. Kalau 88 tahun lalu saja mereka sudah punya ide besar, kenapa kita tidak melakukannya sekarang. Itu bisa kita lakukan sebagai perempuan, bekerjasama dengan kaum pria membangun Republik ini," tutup Sri Mulyani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.