Sukses

Ingin Keuangan Sehat di Masa Depan? Yuk, Berinvestasi dari Muda

Untuk memiliki keuangan yang baik tidak cukup hanya sekadar menabung tetapi juga investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk memiliki keuangan yang baik tidak cukup hanya sekadar menabung saja. Akan tetapi, seseorang juga perlu berinvestasi yang juga memiliki berbagai manfaat.

Meski demikian, di Indonesia, masyarakatnya belum sadar untuk berinvestasi terutama di pasar modal terutama saham dan reksa dana. Hal ini ditunjukkan dari jumlah masyarakat Indonesia yang investasi di pasar modal belum mencapai 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta orang.

Head of Intermediary PT Schroder Investment Management Indonesia Teddy Oetomo menilai hal itu terjadi lantaran masyarakat Indonesia sebagian besar berusia produktif menganggap investasi belum menjadi prioritas. Padahal investasi menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan keuntungan di atas inflasi.

Portofolio investasi pun cukup beragam mulai dari properti, reksa dana, saham, emas, surat utang dan lainnya. Untuk memilih portofolio investasi tersebut, seseorang harus mengetahui apa tujuan investasi, jangka waktu dan profil risiko dari investasi tersebut.

Salah satu investasi bisa jadi pilihan yaitu reksa dana. Teddy menilai, reksa dana menjadi salah satu alternatif investasi cukup likuid lantaran juga mudah dicairkan tergantung dari profil risiko dan jangka waktu investasi. Kemudian, dana untuk investasi di reksa dana juga tidak menguras kocek seseorang.

"Dengan investasi reksa dana minimal Rp 100 ribu yang dilakukan secara rutin tiap bulan maka ini sesuatu simpel dan investasi untuk hidup lebih baik," ujar Teddy saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Rabu (27/12/2016).

Selain itu, dengan dana minimal Rp 100 ribu bisa investasi reksa dana. Menurut Teddy, dengan rutin investasi reksa dana Rp 100 ribu juga tidak akan menganggu gaya hidup seseorang.

Akan tetapi ia menambahkan, investasi reksa dana dapat dilakukan secara rutin agar terlihat imbal hasilnya. Selain itu investasi reksa dana secara rutin juga tidak akan terlalu berpengaruh ketika melihat pasar saham yang sedang naik dan turun. Apalagi selama ekonomi Indonesia stabil dan baik maka turut mendukung investasi di reksa dana.

Teddy menuturkan, sebelum investasi untuk mengetahui terlebih dahulu tujuan dan jangka waktu investasi reksa dana. Hal itu lantaran produk reksa dana juga berbagai macam mulai dari reksa dana saham, campuran, pendapatan tetap, terproteksi dan lainnya. "Tiap orang berbeda-beda tujuannya. Misalkan untuk dana pensiun, reksa dana untuk anggaran menikah. Jadi tergantung kebutuhannya," kata dia.

Meski demikian, Teddy mengingatkan agar mulai investasi sejak muda. Lantaran imbal hasil yang didapatkan bisa makin besar. "Kalau ditanya kapan mulai investasi maka paling baik 20 tahun lalu. Namun, makin cepat mulai investasi makin besar hasilnya," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.