Sukses

Di Depan JK, Franky Welirang Minta Perusahaan Tambang Asing IPO

Ketua AEI Franky Welirang menyampaikan sejumlah hal kepada Wapres Jusuf Kalla saat dialog dengan pelaku pasar modal di gedung BEI.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menggelar dialog dengan pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam dialog tersebut, JK mendengar masukan serta pertanyaan dari pelaku pasar.

Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Franky Welirang menyampaikan beberapa hal, antara lain terkait sedikit sedikitnya emiten baru di 2016. Dia pun bertanya, adakah perusahaan BUMN yang melepas sahamnya pada 2017. Menurut dia, perusahaan BUMN bisa menjadi pemacu adanya emiten baru.

"Ada beberapa hal mungkin di 2016 kita emiten tumbuh 16. Tentunya ada hal kita ingin pertumbuhan emiten lebih banyak di 2017 merupakan tantangan. Ada beberapa yang kami tanyakan, apakah ada BUMN emiten baru," kata di BEI Jakarta, Selasa (3/1/2016).

Kemudian, Franky mengatakan masih ada perusahaan tambang asing yang mencari sumber daya alam di Indonesia justru mencatatkan sahamnya di luar negeri. Dia berharap, emiten tersebut masuk di BEI atau melakukan initial public offering (IPO).

"Kedua di bidang mining kami melihat ada perusahaan asing yang merupakan emiten di luar negeri tapi tak pernah jadi emiten di BEI, Newmont Freeport ini tantangan ke depan," ungkap dia.

Menanggapi hal tersebut, JK  mengatakan pemerintah telah mendorong BUMN untuk melepas saham di pasar modal. Lantaran  hal itu bisa membuat BUMN mendapatkan modal jangka panjang. Kemudian, menjaga transaparansi BUMN. Namun, JK menuturkan, hal tersebut tergantung Menteri BUMN Rini Soemarno.

"21 BUMN sudah, dari 150 kurang lebih, masih banyak kemungkinan," kata dia.

Terkait perusahaan tambang asing, JK setuju atas tersebut. Dia akan meminta Menteri ESDM Ignasius Jonan memberikan perhatian.

"Saya setuju apa yang disampaikan perusahaan pertambangan besar tentunya, masuk bursa di luar, ada Freeport tapi ada induk, tapi betul kita minta Menteri ESDM memberikan perhatian," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini