Sukses

Top 3: Alasan Biaya Urus STNK Naik 100 Persen

Berikut tiga artikel terpopuler di kanal bisnis seperti dirangkum pada Rabu 4 Januari 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) naik hingga 100 persen mulai 6 Januari 2017. Alasan utama karena kedua jenis layanan yang menjadi fungsi Kepolisian RI.

"Polri sejak 2010 atau sudah 7 tahun tidak pernah melakukan penyesuaian tarif, jadi sekarang Kepolisian RI  memperbaiki servis ke masyarakat untuk pengurusan STNK, dan lainnya," ujar Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Selasa 3 Januari 2017.

Untuk diketahui, Penerimaan Negara Bukan Hibah (PNBP) ditargetkan mencapai Rp 250 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Target ini naik dari patokan di APBN-P 2016 sebesar Rp 245,08 triliun dan realisasinya melebihi target yakni sebesar Rp 262,36 triliun atau 107 persen.

Artikel Sri Mulyani ungkap alasan biaya urus STNK naik 100 persen telah menyedot perhatian pembaca di kanal bisnis Liputan6.com pada Selasa 3 Januari 2017. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di kanal bisnis? Berikut tiga artikel terpopuler di kanal bisnis seperti dirangkum pada Rabu (4/1/2017):

1. Sri Mulyani Ungkap Alasan Biaya Urus STNK Naik 100 Persen

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) naik hingga 100 persen mulai 6 Januari 2017. Alasan utama karena kedua jenis layanan yang menjadi fungsi Kepolisian RI.

"Polri sejak 2010 atau sudah 7 tahun tidak pernah melakukan penyesuaian tarif, jadi sekarang Kepolisian RI  memperbaiki servis ke masyarakat untuk pengurusan STNK, dan lainnya," ujar Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Selasa 3 Januari 2017.

Untuk diketahui, Penerimaan Negara Bukan Hibah (PNBP) ditargetkan mencapai Rp 250 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Target ini naik dari patokan di APBN-P 2016 sebesar Rp 245,08 triliun dan realisasinya melebihi target yakni sebesar Rp 262,36 triliun atau 107 persen. Berita selengkapnya baca di sini


2. Ini Dia Daftar Mata Uang Paling Terpuruk di 2016

2016 merupakan tahun yang fluktuatif. Banyaknya peristiwa yang terjadi yang akhirnya berpengaruh pada kondisi perekonomian di sebuah negara.

Kondisi perekonomian bisa terukur dengan membandingkan performa mata uang tersebut dengan mata uang lain di dunia. Di antara sekian banyak mata uang, ada beberapa di antaranya yang harus mengalami penurunan akibat kondisi yang tidak stabil di negaranya. Berita selengkapnya baca di sini


3. JK Beberkan Alasan Jokowi Jadi Presiden Terbaik se-Asia Australia

Prestasi ini diyakini Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) sudah pantas didapatkan Jokowi.Presiden RI Joko Widodo dinobatkan sebagai pemimpin negara terbaik‎ se-Asia dan Australia 2016 versi Bloomberg.

Menurut JK‎ konsistensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan beberapa faktor fundamental dalam negeri yang positif bukan perkara mudah dicapai di tengah kondisi ekonomi di negara lain yang melemah.

"Tentu kami bersyukur menghargai apa yang kemarin disampaikan Bloomberg adalah Jokowi Presiden terbaik. Tentu kita berikan apresiasi kepada saudara-saudara semua, mengingat rupiah lebih baik," papar JK di BEI, Selasa 3 Januari 2017. Berita selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini