Sukses

Baru Beli, Medco Bakal Lepas Saham Newmont ke Publik?

Manajemen Medco Energi Internasional telah menggelar pertemuan dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membahas rencana IPO.

Liputan6.com, Jakarta PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sepertinya akan benar-benar merealisasikan rencana melepas saham (initial public offering/IPO) anak usahanya PT Newmont Nusa Tenggara yang kini berubah nama menjadi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Manajemen Medco Energi diketahui telah menggelar pertemuan dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Seperti diakui Direktur Utama BEI Tito Sulistio yang membenarkan jika telah ada pembicaraan secara informal terkait rencana pelepasan saham perusahaan tersebut kepada publik.

"Sudah bicara informal, tanya dia (Medco) jangan sama gue (saya)," kata dia saat berkunjung ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Kamis (5/1/2016).

Menurut Tito, hal tersebut memang sudah sepantasnya dilakukan perusahaan seperti Newmont. Apalagi, perusahaan tambang ini mengantongi pendapatan dari tanah di Indonesia. "Informal sudah bicara menurut saya pantas lah," ungkap dia.

Sebelumnya, manajemen Medco Energi Internasional menuturkan rencana untuk menawarkan saham perdana ke publik untuk salah satu entitas anak usahanya. Namun, perseroan belum memutuskan anak usaha mana yang akan dilepas sahamnya.

Head of Investor Relation PT Medco Energi Internasional Sonia Ayudiah mengatakan, ada tiga kandidat perusahaan yang dilepas ke publik (IPO) antara lain  PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT), PT Amman Mineral Ventura (PT AMV), dan PT Amman Mineral Investama (PT MNI). Namun, dia belum memastikan perusahaan mana yang akan dilepas ke publik.

"Kalau untuk PT masih proses review jadi PT  belum pasti, PT yang mana di IPO ," kata dia di Energy Building Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Pelepasan saham ke publik ini direncanakan berlangsung tahun depan. Namun, pelepasan saham ini masih tergantung pada harga komoditas.

"Untuk IPO entity-nya masih belum pasti, rencananya mungkin 2017 tapi mungkin livelihood-nya di 2018 karena melihat harga komoditas juga," dia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.