Sukses

Pemerintah Impor Daging Kerbau 30 Ribu Ton di Awal 2017

Selain daging kerbau, pemerintah juga membuka impor daging sapi beku.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah kembali membuka keran impor daging kerbau dari India pada tahun ini. Hingga Maret 2017, pemerintah akan mengeluarkan izin impor daging sebanyak 30 ribu ton.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan, izin impor itu diberikan kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Jika berjalan lancar, pada periode Januari-Februari 2017 diperkirakan sebesar 27 ribu.

"Izin pemasukan daging kerbau untuk Bulog sampai 31 Maret 2017 sebanyak 30 ribu ton. Asumsi realisasi 90 persen, maka realisasi Januari- Februari 2017 sebanyak 27 ribu ton," ujar dia di Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Selain daging kerbau, pemerintah juga membuka impor daging sapi beku. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dan izin pemasukan daging sapi yang diberikan kepada importir pada 2016 dan masih berlaku sampai dengan Februari-Maret 2017 yang sebanyak 101.459 ton.

"Namun untuk realisasinya sangat tergantung dari importir bersangkutan. Kalau saja asumsi realisasi di Januari-Februari 2017 sebanyak 40 persen, berarti bisa mencapai 44 ribu ton. Selain itu ada juga rekomendasi yang diterbitkan periode 24 Desember 2016 sampai dengan 24 Mei 2017 sebanyak 21.344 ton. Asumsi realisasi di Januari-Februari 2017 terealisasi sebanyak 20 persen atau 4.200 ton," jelas dia.

Apabila realisasi sesuai asumsi, ucap Ketut, total jumlah daging sapi yang masuk Januari-Februari 2017 sebanyak 48.200 ton. Bila dijumlah dengan impor daging sapi, pada periode Januari-Februari 2017 akan ada impor daging sebanyak 75.200 ton.

"Total prediksi realisasi pemasukan daging sapi dan kerbau Januari-Februari 2017 sekitar 75.200 ton," kata dia.

Sementara untuk impor sapi bakal pada periode Januari-Mei 2017 diperkirakan akan mencapai‎ 391.828 ekor. Rinciannya, pada Januari sebanyak 39.281 ekor, Februari 39.281 ekor, Maret 94.011 ekor, April 63.305 ekor dan Mei 155.950 ekor.

‎"Apabila asumsi realisasi ini benar ditambah dengan pemotongan sapi bakalan maka prediksi ketersediaan sampai dengan Mei-Juni 2017 (pada Ramadan dan Lebaran) relatif aman. Namun tetap perlu minta kepastian realisasi dari para importir dan Bulog sehingga prediksinya bisa akurat," tandas dia. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.