Sukses

KEIN Kumpulkan CEO Bahas Ekonomi RI, Ini Hasil Kesepakatannya

Perlu ada kebijakan yang berpihak untuk mengurangi kesenjangan, mempercepat pertumbuhan, dan meningkatkan pemerataan.

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mengundang para pimpinan perusahaan dalam negeri di berbagai sektor membahas seputar strategi mendorong perekonomian Indonesia di 2017. Hal ini penting didiskusikan untuk bersama mencapai pemerataan ekonomi dan mengurangi kesenjangan sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

CEO Meeting berlangsung selama kurang lebih 4 jam. Dihadiri oleh Ketua KEIN Soetrisno Bachir, Wakil Ketua Arif Budimanta, dan seluruh Anggota KEIN, meliputi Sudhamek AWS, Hendri Saparini, Eddy Kusnadi Sariaatmadja, Fadhil Hasan, Putri K. Wardani, Benny Pasaribu, Benny Soetrisno, dan lainnya.

Sementara CEO yang hadir, diantaranya Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Achmad Baiquni, Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk M. Choliq, Mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan masih banyak lainnya.

Anggota KEIN, Hendri Saparini mengungkapkan, bahwa pertemuan dengan para CEO tersebut baru pertama kali digelar KEIN. Hasilnya ada tiga hal penting yang sudah disepakati KEIN dengan para pemimpin perusahaan tersebut.

"Pertama, KEIN memprioritaskan 4 sektor, yakni pertanian, maritim, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Sepakat dengan para CEO bahwa itu adalah sektor untuk mengakselerasi pertumbuhan lebih tinggi dan merata," ujarnya saat rapat Optimasi Pertumbuhan yang Merata CEO Meeting di Hotel Le-Meridien, Jakarta, Jumat (13/1/2017)

Kedua, sambungnya, perlu ada kebijakan yang berpihak untuk mengurangi kesenjangan, mempercepat pertumbuhan, dan meningkatkan pemerataan.

"Jadi bukan dari kebijakan melalui dukungan alokasi anggaran yang lebih besar, tingkat bunga diturunkan, tapi diharapkan ada kebijakan sektoral," ujar Hendri.

Sementara hal ketiga, dia menambahkan, perlu ada kebijakan afirmatif. Kebijakan ini harus dilakukan secara menyeluruh, baik itu untuk jangka pendek, maupun jangka menengah dan panjang.

Sebagai contoh dari sisi produksi, yang didukung sumber daya manusia. Tidak perlu menunggu sumber daya manusia berpendidikan SMA ke atas. Tetapi dengan memilih sektor-sektor yang bisa menyerap tenaga kerja yang ada.

Kemudian, diakui Hendri perlu ada langkah terobosan merekrut lulusan dari pesantren yang selama ini dianggap keterampilannya tidak memenuhi syarat masuk industri. Jadi harus disediakan lapangan kerja bagi mereka sesuai keterampilan meskipun tidak berpendidikan tinggi, yakni caranya dengan memberikan sertifikat keterampilan.

"Jadi itulah kesepakatan kita dan harus dilakukan untuk menjawab keresahan Presiden kenapa kita ada kesenjangan. Menciptakan pasar bagi yang kecil, dan yang kecil menciptakan pasar bagi yang besar," tegas Hendri.

"Untuk tidak memperlebar kesenjangan, value added yang tercipta jangan dibawa keluar. Misalnya di daerah Timur banyak sumber daya alam, kalau dibawa keluar maka nilai tambahnya tidak tercipta," jelas Direktur Eksekutif dari dari CORE Indonesia itu.

Hendri mengatakan, setelah pertemuan CEO Meeting pertama ini, hasil kesepakatan tersebut akan ditindaklanjuti KEIN. "KEIN akan melaporkan kembali di pertemuan selanjutnya untuk meminta masukan lagi ke para CEO untuk langkah-langkah kebijakan pemerintah ke depan," terang Hendri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.