Sukses

Negara di Asia Berusaha Selamatkan Kesepakatan TPP

Perdana Menteri Australia Malcom Turnbull telah berdiskusi dengan sejumlah pimpinan di negara Asia untuk kemungkinan lanjutkan TPP.

Liputan6.com, Tokyo - Australia dan Selandia Baru berharap dapat menyelamatkan kesepakatan Trans Pacific Partnership (TPP). Caranya dengan mendorong China dan negara Asia lainnya untuk bergabung dengan perjanjian perdagangan itu usai presiden AS Donald Trump, meninggalkan kesepakatan itu.

Perdana Menteri Australia Malcom Turnbull menuturkan, pihaknya telah berdiskusi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Selandia Baru Bill English dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong  untuk kemungkinan melanjutkan TPP tanpa AS.

"Kehilangan AS dari TPP adalah kerugian besar, tidak ada pertanyaan tentang itu. Tapi kita tidak akan tinggalkan kesepakatan itu. Pasti ada potensi China untuk bergabung dengan TPP," ujar dia, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (24/1/2017).

Di Beijing, juru bicara kementerian Luar Negeri China Hua Chunying tidak mengatakan secara langsung apakah China akan tertarik untuk bergabung dengan TPP. Namun, ada ketidakpastian ekonomi, Asia Pasifik harus memberikan kontribusi untuk pertumbuhan global dengan ada keterbukaan.

"Kami berpikir dalam situasi sekarang apa pun yang terjadi semua harus terbuka, inklusif, pembangunan berkelanjutan dan mencari kerja sama," kata dia.

China telah mengusulkan perjanjian dagang lainnya hadapi TPP sebelumnya yaitu the Free Trade Area of the Asia Pacific (FTAAP). Selain itu juga memperjuangkan the Southeast Asian-backed Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Sementara itu, Perdana Menteri Selandia Baru Bill English menuturkan, AS telah memberikan pengaruh ke China dan fokus di kawasan itu sehingga dapat beralih untuk kesepakatan perjanjian perdagangan lainnya.

"Kami punya kesepakatan RCEP dengan Asia Tenggara, tapi sampai sekarang melambat. Kami mungkin menemukan kemauan politik untuk menjemput kesepakatan lainnya jika TPP tidak akan dilanjutkan," ujar dia.

Sebelumnya TPP merupakan salah satu kebijakan mantan Presiden AS Barack Obama untuk dekat ke Asia. TPP tersebut telah ditandatangani namun belum disahkan.

Akan tetapi, kondisi sekarang berbeda. Memenuhi janji kampanyenya, Trump menandatangani perintah untuk menarik AS dari perjanjian TPP pada 2015.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.