Sukses

Bangun Tembok, Donald Trump Kenakan Pajak Impor Barang Meksiko

Presiden AS Donald Trump akan membangun tembok di perbatasan Meksiko dan AS.

Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan membangun tembok sepanjang perbatasan AS dan Meksiko. Untuk membiayai pembangunan tembok itu, pemerintahan Donald Trump akan kenakan pajak 20 persen untuk barang yang diimpor dari Meksiko.

Mengutip laman CNN Money, Jumat (27/1/2017), bila melihat secara hitungan, impor AS dari Meksiko mencapai US$ 303 miliar pada 2015, dan 20 persen dari angka itu sekitar US$ 60 miliar. Nilai itu cukup untuk membangun tembok yang disetujui Donald Trump. Namun, itu tidak sederhana. Perusahaan-perusahaan AS dan konsumen akan menanggung beban tarif itu.

Juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, menuturkan Trump akan usulkan tarif 20 persen pada semua barang yang dikirim dari Meksiko ke AS. Ini untuk membiayai tembok di sepanjang perbatasan AS dan Meksiko tersebut. Namun, itu hanya salah satu pilihan.

Sejumlah ahli menilai kenaikan tarif akan meningkatkan kekhawatiran terhadap pekerjaan di AS dan harga barang untuk membiayai pembangunan tembok.

"Pengenaan tarif 20 persen adalah cara Meksiko untuk membayar tembok. Itu hanya dusta. Ini cara memaksa konsumen AS untuk membayar tembok," ujar Edward Alden, ahli perdagangan di Dewan Luar Negeri.

Berikut sejumlah alasan yang membuat enam juta pekerjaan di AS bergantung dengan Meksiko. Para ahli mengatakan, sejumlah pekerjaan akan terancam jika Trump membatasi perdagangan dengan Meksiko.

AS juga sangat mungkin untuk hadapi harga lebih tinggi untuk mobil, komputer, dan lainnya. Perusahaan antara lain, Ford, GM, Walmart dan Best Buy juga mungkin paling terkena dampaknya.

Selain itu, pengenaan pajak impor juga akan mempengaruhi banyak perusahaaan AS yang mengirimkan barang untuk dirakit di daerah perbatasan.

Meksiko juga akan terkena dampaknya. Apalagi ekonominya sangat bergantung pada perdagangan dengan AS. Sekitar 80 persen ekspor ke AS. Adanya pengenaan tarif akan mencegah perusahan-perusahaan AS untuk beli produk Meksiko.

Sebelumnya pada masa kampanye, Peter Navarro, yang memimpin dewan nasional perdagangan di Gedung Putih, menuturkan bahwa ancaman tarif akan menjadi strategi uuntuk mencapai kesepakatan perdagangan lebih baik dengan Meksiko.

Trump ingin negosiasikan NAFTA, kesepakatan perdagangan bebas antara Meksiko, Kanada, dan AS. "Tarif ini bukan akhir permainan. Itu adalah strategi, terutama menegosiasikan transaksi perdagangan," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini