Sukses

Ikuti Bursa Global, IHSG Dibuka Turun Tipis ke 5.390,76

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada awal perdagangan Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada awal perdagangan Selasa pekan ini. Gerak IHSG ini senada dengan Wall Street dan bursa Asia.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (7/2/2017), IHSG turun tipis 8,34 poin atau 0,15 persen ke level 5.387,63. Pada pembukaan 09.00 WIB, IHSG turun 5,79 poin atau 0,11 persen ke level 5.390,76. Indeks saham LQ45 melemah 0,25 persen ke level 897,39.

Ada sebanyak 99 saham menguat tetapi tak bisa mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 43 saham melemah dan menekan IHSG. Di luar itu, 87 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 9.950 kali dengan volume perdagangan 518,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 170 miliar.

Investor asing menjual saham sekitar Rp 4 miliar. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.320. Pada awal perdagangan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.393,26 dan terendah 5.387,64.

Secara sektoral, lima sektor menguat dan lima sektor melemah. Sektor yang menguat adalah perkebunan, pertambangan, industri dasar, aneka industri dan konstruksi.

Saham-saham yang menguat pada Selasa pagi antara lain saham PDES naik 24,16 persen ke level Rp 370 per saham, saham OKAS mendaki 11,11 persen ke level Rp 80 per saham, dan saham PKPK menanjak 8,62 persen ke level Rp 63 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham VINS merosot 9,64 persen ke level Rp 75 per saham, saham GWSA tergelincir 3,85 persen ke level Rp 125 per saham, dan saham ADMG merosot 2,70 persen ke level Rp 144 per saham.

Di AS, Wall Street juga tertekan. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 19,04 poin atau 0,09 persen ke posisi 20.052.42. Sementara indeks S & P 500 kehilangan 4,86 ​​poin.

Bursa Asia juga bergerak melemah. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang hanya sedikit berubah di awal perdagangan. Indeks Nikkei jepang turun 0,6 persen karena yen tertekan.

Analis PT BNI Securities Thennesia Debora menjelaskan, IHSG kemarin kembali ditutup menguat ke level 5.396 diikuti dengan penguatan seluruh sektor terutama sektor finansial yang naik hingga 1 persen.

IHSG merespons positif kebijakan Trump yang melonggarkan aturan perbankan di AS. Hal ini membuat investor asing kembali membeli saham-saham di sektor ini seperti BBRI, BMRI, BBCA, dan BBNI.

Selain itu, pergerakan IHSG kemarin juga mendapatkan sentimen positif dari rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia untuk 2016 yang tumbuh 5,02 persen sesuai dengan ekspektasi para ekonom yang memprediksikan PDB Indonesia tumbuh 5,03 persen.

"Untuk pergerakan IHSG hari ini, kami memperkirakan akan dipengaruhi oleh sentimen negatif bursa global. Oleh karena itu, hari ini IHSG berpotensi tertekan seiring dengan aksi profit taking pasca penguatan IHSG selama beberapa waktu terakhir ini," jelas dia.

Berdasarkan riset DBS, pada hari ini Kementerian Keuangan Kemenkeu akan melelang Surat Berharga Syariah Negara dengan total nilai Rp 6 triliun dimana pendanaan akan dipakai untuk proyek atau berbagai kegiatan dalam APBN 2017.

Sedangkan Bank Indonesia (BI) juga akan merilis laporan cadangan devisanya yang diperkirakan akan naik US$ 117,1 miliar pada Januari 2017 dari US$ 116,4 miliar pada Desember 2016. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini