Sukses

Situasi Politik AS dan Prancis Tekan Bursa Asia

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen dan Indeks Kospi Korea Selatan juga melemah 0,6 persen.

Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia bergerak melemah pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Ketidakpastian situasi politik di Amerika Serikat (AS) dan juga Eropa melemahkan kepercayaan investor pada saham.

Mengutip Reuters, Rabu (8/2/2017), indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen. Pelemahan ini melanjutkan penurunan pada perdaganga sebelumnya. Indeks Kospi Korea Selatan juga turun 0,6 persen. Sedangkan Indeks Nikkei Jepang mampu bangkit 0,3 persen setelah mengalami tekanan selama beberapa hari.

Di AS, Wall Street bergerak menguat. Nasdaq Composite berhasil membukukan rekor baru yang didorong dari penguatan saham-saham di sektor teknologi. Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga mampu mencetak rekor tertinggi dalam perdagangan intraday.

Namun memang penguatan bursa saham di AS tak besar karena ada kekhawatiran dari para investor akan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh Presiden Donald Trump. "Kinerja emiten sudah membaik tetapi tanpa ada rincian kebijakan ekonomi dari Tump sulit bagi saham untuk bullish," jelas analis Sumitomo Mitsui Asset Management, Masahiro Ichikawa.

Pada saat kampanye, Trump menjanjikan berbagai stimulus fiskal seperti penurunan pajak dan juga pembangunan infrastruktur. Namun saat awal menjabat sebagai presiden, Trump justru mengeluarkan kebijakan yang sangat kontroversial dan tidak bersahabat dengan bursa. 

Di pekan pertama, Trump ,enandatangani perintah eksekutif untuk mundur dari Trans-Pasific Partnership (TPP). Kesepakatan perdagangan 12 negara itu adalah salah satu warisan terpenting Presiden Obama terhadap kebijakannya di Asia. Setelah itu, Trump juga mengeluarkan kebijakan pembatasan imigrasi kepada beberapa negara yang mayoritas muslim. 

Situasi politik di Eropa khususnya Prancis juga sedang memanas. Pada Selasa kemarin seorang angggota dewan eksekutif Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa jika Prancis keluar dari Zona Eropa justru akan berdampak buruk kepada negara tersebut.

Pernyataan dari pejabat Bank Sentral Eropa tersebut bukan tanpa sebab. Sebelumnya pemimpin National Front party, Marine Le Pen mengusulkan agar Prancis untuk menarik diri dari Zona Eropa jika memang ia terpilih untuk memimpin negara tersebut. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.