Sukses

Tips Siapkan Dana Darurat Bagi Anda yang Masih Lajang

Keberadaan dana darurat tidak boleh dianggap remeh apalagi bagi Anda yang masih lajang.

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin Anda telah lelah jika disinggung tentang dana darurat. rasanya tidak habis-habisnya diperingatkan untuk selalu memperhatikan penyisihan dana yang satu ini. Keberadaan dana darurat tidak boleh dianggap remeh apalagi bagi Anda yang masih lajang.

Dikutip dari Cermati.com, Senin (13/2/2017), lajang memang keadaan yang sangat enak di mana Anda tidak perlu untuk memikirkan pengeluaran untuk siapapun kecuali diri Anda. Namun jangan karena hal tersebut Anda jadi lengah sehingga tidak menyisihkan uang untuk dana darurat.

Jika saat ini Anda masih terlalu menikmati masa lajang dan hidup konsumtif atau berfoya-foya, bisa gawat ntar! Mengapa? Karena Anda tidak akan mempunyai uang cukup untuk bekal di saat menikah nanti. Hal ini akan berakibat kondisi keuangan akan berantakan karena diri terbiasa dengan kehidupan berleha-leha tanpa membiasakan diri untuk menabung sedini mungkin.

Menyisihkan dana darurat tidak hanya diperuntukkan bagi para pria saja namun juga wanita. Jangan jadikan alasan pria sebagai tulang punggung keluarga nantinya sewaktu menikah, jadi wanita bisa sesuka hati terhadap gaji yang diperolehnya.

Sebagian besar para lajang tidak bisa menghindari kehidupan konsumtifnya. Apalagi di zaman seperti sekarang. Gaya hidup yang semakin tinggi akan semakin membuat Anda bersikap konsumtif sehingga tidak menyisihkan uang untung tabungan apalagi dana darurat.

Kebiasaan pria maupun wanita lajang adalah membeli apa yang dibeli orang lain. Istilahnya “ikut-ikutan” dan tidak mau kalah dengan temannya. Padahal barang yang dibelinya tersebut bukanlah barang yang dibutuhkan. Akan tetapi demi menjaga eksistensi dirinya di hadapan teman-teman, akhirnya ia pun memutuskan untuk ikut membelinya.

Selain beli barang yang tidak dibutuhkan, kebiasaan buruk lainnya adalah sering nongkrong. Siapa juga yang tidak suka nongkrong? Mungkin angkanya hanya 1 diantara 100 orang.

Kebiasaan ini memang tidak bisa dihilangkan dari benak kaum muda apalagi bagi mereka yang masih lajang dan sudah memiliki pendapatam sendiri. Sedikit agak sulit untuk mengurangi kebiasaan ini.

Lajang alias hidup sendiri memang membuat kita cenderung boros bahkan sangat boros. Banyak juga lajang yang lebih memilih untuk hidup sendiri saja sampai umur sekian daripada menikah dengan alasan masih terlalu asyik sendiri. Namun ada juga yang sudah merancangkan kehidupan masa depan yang lebih indah yaitu “menikah”.

Akan tetapi, yang jadi masalah besar untuk menikah adalah dana yang dimiliki belum cukup, sehingga keinginan ini menjadi terhalang terus menerus.

Untuk menyiapkan dana pernikahan saja sulit, bagaimana dengan menyiapkan dana lainnya? Seperti dana untuk perbaikan kendaraan yang tiba-tiba rusak, biaya perobatan, terjadinya PHK dan kebutuhan lain yang sifatnya mendesak. “Mungkin” hal ini belum terlalu dipikirkan.

Untuk dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, disarankan agar lajang menyiapkan dana yang lebih besar untuk dana darurat. Misalnya 50 persen dari total penghasilan bersih sebulan disisihkan untuk dana darurat. dalam kurun waktu 6 hingga 12 bulan, dana ini akan terkumpul dalam jumlah yang lumayan yang bisa digunakan untuk kebutuhan yang mendesak.

Syukur jika satu tahun ke depan Anda tidak sakit sehingga dana daruratnya bisa disimpan untuk kebutuhan lainnya atau persiapan untuk dana pernikahan.

Jika persentase 50 persen dirasa cukup berat, tidak ada salahnya jika menguranginya menjadi 40 persen atau 30 persen. Sisihkanlah dana darurat sebagaimana yang Anda mampukan dan jangan terlalu memaksakan diri. Intinya, dana darurat harus tetap dipriorotaskan.

Jadi harus tetap disisihkan setiap bulannya. Cara lain untuk bisa menyisihkannya yaitu dengan menganggap bahwa dana darurat adalah “utang’ yang harus dibayarkan setiap bulannya. Selain mengandalkan penghasilan bersih setiap bulannya, bonus atau upah lembur juga bisa dijadikan sebagai tambahan untuk tabungan dana darurat.

Bagaimana cara menyimpan dana darurat yang efektif?

Menyisihkan dana darurat dalam bentuk simpanan dana tunai memang akan menimbulkan masalah besar. Seperti: Anda baru saja menyisihkan dana darurat dalam waktu 6 bulan, namun sudah tertarik untuk menggunakannya untuk membeli sepatu, tas, atau lain sebagainya.

Maka dari itu niat saja tidaklah cukup tanpa disiplin yang “ketat”. Tanamkanlah dalam diri, bahwa Anda harus kuat untuk menahan diri dari membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan.

Bentuk penyimpanan dana darurat yang baik adalah dalam bentuk reksadana atau deposito karena uangnya tidak dapat dicairkan sesuka hati karena sudah ada ketentuan waktu kapan dana tersebut bisa ditarik.

Selain itu, menyiapkan dana darurat dalam bentuk logam mulia berupa emas juga bagus. Mengingat harga emas yang semakin naik setiap tahunnya, akan membuat jumlah dana darurat Anda juga mengalami kenaikan. Selain itu, proses pencainrannya juga mudah.

Menyiapkan dana darurat itu memang baik adanya. Jika Anda memiliki penghasilan yang cukup besar setiap bulannya, tidak ada salahnya jika menyiapkan dana darurat dalam bentuk tabungan dan bentuk deposito, reksadana, atau logam mulia.

Toh Anda sudah merasa sanggup jika harus menyisihkan uang pada kedua bentuk instrumen penyimpanan dana darurat yang disebutkan.

Sudah tidak ada alasan lagi bagi para lajang untuk menganggap remeh dana darurat. Mulailah untuk menyisihkannya dari sekarang. Agar tidak kerepotan di masa yang akan datang. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit! Manfaat yang didapatkan dari dana darurat juga banyak. Jadi tunggu apalagi? Masih mau menunda waktu?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini