Sukses

Kapitalisasi Pasar Saham Freeport Kalah dari Telkom dan BCA

Kapitalisasi pasar saham Freeport McMoran tercatat US$ 19,24 miliar atau sekitar Rp 257 triliun pada Selasa 21 Februari 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Kapitalisasi pasar saham induk usaha PT Freeport Indonesia yaitu Freeport McMoran terus anjlok. Lantaran saham Freeport McMoran cenderung tertekan di awal 2017.

Sepanjang 2017, saham Freeport McMoran telah turun 7,13 persen. Saham Freeport McMoran bergerak di kisaran US$ 6,55-US$ 17,06 dalam satu tahun.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa 21 Februari 2017 waktu New York, saham Freeport McMoran turun 5,23 persen menjadi US$ 14,13. Hal itu membuat kapitalisasi pasar perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) menjadi US$ 19,24 miliar atau sekitar Rp 257,18 triliun (asumsi kurs Rp 13.365 per dolar AS). Jumlah saham Freeport sekitar 1,36 miliar saham.

Kapitalisasi pasar saham Freeport McMoran Inc ternyata jauh di bawah sejumlah emiten yang tercatat di pasar modal Indonesia. Berdasarkan data BEI pada perdagangan Selasa 21 Februari 2017, kapitalisasi pasar saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencapai Rp 442 triliun.

 

Kemudian disusul kapitalisasi pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom sentuh posisi Rp 391 triliun, kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA sebesar Rp 378 triliun.

Selain itu, kapitalisasi saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di posisi Rp 326 triliun, disusul kapitalisasi pasar saham PT Astra International Tbk (ASII) di kisaran Rp 321 triliun, kapitalisasi pasar saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di kisaran Rp 291 triliun. Sedangkan kapitalisasi pasar saham PT Bank Mandiri Tbk mencapai Rp 258 triliun.

Posisi kapitalisasi pasar saham Freeport McMoran hanya lebih unggul dari kapitalisasi pasar saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)  sebesar Rp 116 triliun, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebesar Rp 116 triliun dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar Rp 96 triliun.

Seperti diketahui, kapitalisasi pasar saham dihitung dengan cara mengalikan harga saham dengan jumlah saham beredar. Kapitalisasi pasar ini menunjukkan nilai efek yang tercatat di bursa saham. Penurunan harga saham akan mengakibatkan turunnya kapitalisasi pasar saham demikian juga sebaliknya.

Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta PT Freeport Indonesia untuk bertindak proporsional. Menurut Jonan, sikap Freeport yang meributkan regulasi terkait perubahan status dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) terlalu berlebih.

"Dulu saat saya awal masuk ke Kementerian ESDM, saya pikir Freeport itu sebesar gajah. Ternyata hanya sebesar sapi," kata Jonan saat menjawab pertanyaan seorang mahasiswa dalam sebuah workshop di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur, Selasa 21 Februari 2017.

Jonan melanjutkan, nilai kapitalisasi Freeport Indonesia jika dijual ke pasar tak sebesar yang dibayangkan. Kontribusi perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini baik itu berupa pajak retribusi, royalti dan sebagainya ke pemerintah Indonesia juga masih kalah jauh jika dibanding beberapa perusahaan lainnya.

Jonan menyebut dari data yang dimilikinya, nilai kapitalisasi Freeport hanya sebesar US$ 20 miliar. Masih kalah dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar BCA yang sebesar US$ 29 miliar, PT Telkom senilai US$ 25 miliar atau BRI yang tercatat US$ 21 miliar.

Kapitalisasi pasar Freeport juga kalah jauh dengan Exxon yang mencapai US$ 355 miliar. Freeport hanya unggul tipis atas nilai Bank Mandiri sebesar US$ 19,5 miliar.

“Exxon saja yang mengelola Blok Cepu dan Bojonegoro, memproduksi sekitar seperempat kebutuhan minyak nasional tapi tidak pernah rewel dengan kita,” ujar Jonan.

Produksi tambang Freeport di Indonesia

Bila melihat laporan keuangan yang disampaikan Freeport McMoran dalam websitenya, dari produksi tambang Grasberg di Indonesia tercatat produksi tembaga mencapai 1.063 juta pounds pada 31 Desember 2016 dari posisi 31 Desember 2015 di kisaran 752 juta pounds. Sedangkan produksi emas 1.061 juta ounces pada 31 Desember 2016 dari posisi 31 Desember 2015 1.232 juta ounces.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini