Sukses

45 Persen Orang RI Tak Siap Beli Rumah, Anda Termasuk?

34 persen masyarakat Indonesia menilai bahwa harga rumah] atau properti saat ini terlalu tinggi.

 

Liputan6.com, Jakarta - Ternyata, 45 persen masyarakat di Indonesia mengaku tidak siap untuk membeli rumah. Alasan tersebut disampaikan para responden untuk menjawab pertanyaan mengapa mereka tidak membeli properti dalam survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index. 

Rumah.com Property Affordability Sentiment Index merupakan survei tahunan yang dilakukan oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura, dengan total 1.030 responden yang dilakukan pada bulan November-Desember 2016 kemarin.

Selain fakta di atas, dalam survei tersebut juga mendapat kesimpulan bahwa 34 persen masyarakat Indonesia menilai bahwa harga rumah atau properti  saat ini terlalu tinggi sedangkan 34 persen lainnya menyatakan bahwa memiliki satu properti saja sudah cukup.

Country Manager Rumah.com Wasudewan menjelaskan, harga memang menjadi salah satu pertimbangan penting bagi konsumen dalam membeli hunian. Meski demikian, proyek-proyek perumahan saat ini juga memiliki daya tarik luar biasa karena pemerintah memberi dukungan lewat proyek infrastruktur yang sedang dibangun atau siap beroperasi tahun ini.

“Sebagai contoh adalah tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang selama lebih dari 20 tahun mangkrak dan kini dilanjutkan kembali, serta tol Semarang-Salatiga. Saat proyek infrastrukur ini nanti mulai beroperasi, harga properti pun akan ikut bergerak naik. Inilah yang harus dipahami oleh para pencari properti sehingga dapat menilai harga hunian dalam jangka panjang pula,” kata Wasudewan seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (24/2/2017).

Rumah.com Property Affordability Sentiment Index juga mencatat bahwa 46 persen masyarakat Indonesia merasa bahwa pemerintah telah melakukan usaha yang cukup baik untuk membantu para pencari properti mewujudkan hunian idaman. Jumlah ini meningkat dari tahun lalu yang mencapai 36 persen.

Wasudewan melanjutkan, pemerintah memang telah mengeluarkan beragam kebijakan untuk membantu masyarakat memiliki rumah. Ia memberi contoh, penurunan batasan uang muka kredit perumahan atau Loan To Value (LTV) merupakan salah satu kebijakan yang mendorong masyarakat untuk memiliki rumah.

Penyederhanaan regulasi bagi pengembang dan program sejuta rumah hingga amnesti pajak juga secara langsung maupun tidak langsung bisa mendorong masyarakat untuk memiliki rumah.

"kami menilai bahwa masyarakat memiliki harapan tinggi terhadap dampak amnesti pajak terhadap industri properti yang lebih bergairah dan harga yang lebih terjangkau,” tambahnya. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini