Sukses

Ingin Usaha Sukses, Jangan Telat Ambil 5 Keputusan Ini

90 persen startups yang mengalami kegagalan, dalam banyak kasus terjadi akibat terlalu lama membuat keputusan.

Liputan6.com, Jakarta Dunia bisnis yang bergerak cepat menuntut seorang pengusaha bisa membuat keputusan penting dengan cepat pula. Sebab sebagian besar pengusaha gagal dalam beberapa tahun pertamanya.

Menurut Forbes, 90 persen startups yang mengalami kegagalan, dalam banyak kasus terjadi akibat terlalu lama membuat keputusan. Mereka sering bertindak secara reaktif bukannya proaktif.

Berikut lima keputusan kecil paling umum yang biasanya terlambat dibuat pengusaha sehingga mempengaruhi bisnisnya, melansir laman Lifehack, Sabtu (18/3/2017):

1. Momen Menggenjot Bisnis

Salah satu masalah yang kerap dialami banyak pengusaha yaitu mereka tak mengetahui momen untuk menggenjot gurita bisnisnya.

Saat bisnis berjalan dengan baik, pengusaha kadang terlalu lama menunggu untuk menarik pelatuk meningkatkan skala bisnis mereka ke level yang lebih tinggi.

Alih-alih mempekerjakan lebih banyak karyawan atau membuat penunjang kerja yang lebih besar, mereka mencoba melakukan sesuatu dengan caranya.

Meskipun mengambil keputusan dengan hati-hati merupakan hal baik, namun mengetahui kapan membuat skala yang lebih tinggi juga menjadi hal penting.

Dalam banyak kasus, bila hal ini tak Anda perhatikan, mungkin kehilangan kesempatan mendapatkan uang lebih.

Hal lain yang harus diwaspadai adalah kepuasan pelanggan. Jika Anda tidak memiliki cukup karyawan untuk memberikan pelayanan, pelanggan mungkin akan kecewa karena lama menunggu.

Pada saat yang sama, meningkatkan usaha terlalu cepat adalah alasan paling umum kegagalan usaha. Jadi jangan juga melakukannya sebelum Anda siap.

2. Saat Memperlambat Bisnis

Sebaliknya, bila Anda dituntut bergerak cepat untuk meningkatkan usaha, Anda juga harus mengetahui pasti untuk waktunya menurunkan intensitas bisnis.

Dalam banyak bisnis, perubahan mendasar di pasar bisa sangat mempengaruhi. Anda dapat membiarkan perubahan tersebut dan membuat Anda bangkrut atau mulai mencoba beradaptasi dengan menurunkan intensitas bisnis untuk mengikutinya.

Meski berat, kadang kala melakukan efisiensi merupakan langkah terbaik. Akan lebih baik menurunkan intensitas bisnis dan bertahan dalam bisnis daripada benar-benar kehilangan bisnis tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Memiliki Jaminan Asuransi


Sebagai pengusaha, Anda memiliki banyak kewajiban. Salah satunya adalah asuransi. Anda tidak pernah tahu apa yang bisa terjadi di kemudian hari. Memiliki asuransi bisa memberikan jaminan akan hal tersebut. Sebab itu sebaiknya Anda menjaminkan usaha dalam asuransi sebelum terlambat.

4. Menyingkirkan Karyawan yang Bawa Pengaruh Buruk

Pebisnis sering menemukan diri mereka dalam situasi sulit, terkait pekerja. Untuk beberapa alasan, Anda justru dituntut mengambil langkah cepat. Ini bila karyawan tersebut memberikan pengaruh buruk ke lingkungan kerja.

Beberapa karyawan tak memberikan manfaat bagi bisnis. Seperti mulai memecah belah karyawan lain, sering membuat kesalahan dan hal lainnya.

Hal ini harus Anda lakukan meski mereka dulu adalah teman atau saudara. Jangan menunggu untuk menyingkirkan karyawan seperti ini, Anda harus melakukannya sekarang.

5. Mengambil Peluang Bisnis

Banyak pengusaha yang takut mengambil risiko dengan menghindarinya. Awalnya banyak pengusaha berani mengambil risiko saat memulai usaha dan berhasil menjalaninya.

Namun saat mereka harus menghadapi risiko tersebut kembali, mereka justru berupaya menghindarinya. Seperti saat ingin meluncurkan produk baru, sebaiknya segeralah Anda lakukan.

Saat ada kesempatan baik dan Anda tahu itu keputusan yang tepat, jangan lah menundanya. Anda akan tahu itu langkah terbaik dan senang bahwa membuat keputusan pada akhirnya. (Dian/Nrm)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.