Sri Mulyani: Kartel yang Merugikan Jadi Musuh Kita Bersama

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati geram praktik kartel usaha, termasuk di komoditas pangan seperti daging sapi, gula, ayam, dan lainnya marak terjadi di Indonesia. Praktik persekongkolan atau kongkalikong dalam mempengaruhi harga di pasar dapat membuat rakyat menderita.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani saat acara Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di kantornya, Jakarta, Kamis (2/3/2017).

"Rakyat Indonesia berhak mendapatkan pangan berkualitas baik dan harga yang wajar. Kenapa rakyat Indonesia harus membayar harga yang lebih mahal. Kartel yang merugikan masyarakat adalah musuh kita bersama," tegas dia.

Sri Mulyani menjelaskan, KPPU telah menghukum 12 pelaku usaha daging ayam dan 32 pengusaha daging sapi yang terbukti melanggar persaingan usaha atau melakukan praktik kartel. Denda yang dipungut dari pelanggaran tersebut maksimal hanya Rp 25 miliar, berdasarkan aturan perundang-undangan.

"Kita harus menjaga daya beli masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang sehat. Jangan sampai daya beli masyarakat tergerus harga pangan. Jadi perlu adanya persaingan usaha yang sehat, untung wajar supaya tidak ada yang dirugikan," dia menerangkan.

Sementara itu, Ketua KPPU, Syarkawi Rauf menyatakan, pihaknya akan bekerja keras memberantas kartel di komoditas pangan strategis. Termasuk pada belanja negara, khususnya di barang dan jasa yang marak terjadi persekongkolan yang merembet pada kasus korupsi.

"Lebih dari 80 persen laporan ke KPPU ada kartel belanja barang dan jasa. Data menunjukkan 70 persen kasus korupsi di Indonesia di belanja barang dan jasa. Kita ingin harga komoditas yang dibayarkan konsumen wajar," dia mengatakan.(Fik/Nrm)