Sukses

Ini Perbedaan Pesawat Dirgantara Indonesia Jenis CN235 dan N245

PT Dirgantara Indonesia masih terus mengembangkan prototipe pesawat jenis N245.

Liputan6.com, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (DI) masih terus mengembangkan purwarupa (prototipe) pesawat‎ jenis N245 yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan prototipe tersebut ditargetkan selesai dalam dua tahun.

Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia, Budiman Saleh, mengatakan,‎ N245 sebenarnya bukan pesawat yang dibangun dari awal. N245 merupakan pengembangan dari pesawat CN235 yang telah dibuat sebelumnya.

"Alhamdulillah melalui kementerian sudah masuk ke PSN. N245 sebenernya adalah intinya adalah pesawat pengembangan development design dari pesawat CN235. It's not from zero it's not from scratch," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Kamis (9/3/2017).

Namun ada sejumlah perbedaan antara N245 dengan CN235. Dari desain badan pesawat, N245 akan dibuat lebih panjang. Selain itu, N245 ini juga akan menggunakan mesin pesawat terbaru.

"Jadi merupakan desain CN235 yang body fuselage diperpanjang. Engine-nya diganti dengan yang lebih update dan model baru," lanjut dia.

Sementara itu, ada ramp door yang biasanya menempel pada CN235 atau NC212‎ juga dihilangkan. Ramp door ini biasanya ada pada pesawat militer atau pesawat angkut yang digunakan sebagai pintu atau akses keluar masuknya barang.

"Juga desain pintu belakang diganti dengan bodi jadi uniknya desain 235 dan 212 itu punya ramp door. Ramp door banyak digunakan untuk membuka loading dan unloading pintu, serta pada saat di udara drooping-an. Itu tipikal pesawat militer. Terus sekarang yang dicari 235 versi sipilnya. Kita kasih nama 245," kata dia.

Karena merupakan pengembangan dari jenis pesawat yang sudah ada, ucap Budiman, pihaknya memperkirakan pembuatan prototipe ini tidak akan memakan waktu yang lama. Ia menargetkan dalam dua tahun prototipe tersebut selesai dan bisa segera diproduksi secara komersial.

"(Target dari pemerintah) belum ada. Tapi kalau ditanya berapa tahun kita tahu, itu dua tahun," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini